Kamis, 07 Oktober 2010

WAPRES PUGAR SITUS BUNG KARNO DI ENDE

News publik :

AFP
Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia
Wakil Presiden Boediono memenuhi janjinya kepada masyarakat Ende di masa kampanye tahun lalu untuk memugar empat situs Bung Karno yang pernah digunakan sebagai tempat selama pembuangannya di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur pada tahun 1930an.


Empat situs itu adalah rumah yang sehari-hari digunakan Bung Karno, taman tempat bersemedi pemimpin perjuangan yang kemudian menjadi Presiden RI pertama, lokasi tempat pertunjukan untuk pementasan drama yang ditulisnya selama pembuangan serta makam mertua Bung Karno, yakni makam ibunda Ny Inggit Gunarsih.

Menurut Bupati Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Don Bosco Wangge, saat ditanya pers, seusai menghadiri pertemuan dengan Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (7/10), rencana pemugaran itu sangat didukung masyarakat Ende.

Jika tempat itu jadi dipugar pemerintah, maka selain menambah keindahan kota, juga akan menambah tujuan wisata di Ende serta melestarikan situs sejarah bagi pendidikan generasi muda, tandas Don Bosco.

Menurut Don Bosco, lokasi situs Bung Karno berada di pusat kota. Jadi, infrastruktur pendukungnya seperti jalan, tidak ada persoalan. Pemerintah hanya merenovasinya saja, karena infrastrukturnya sudah ada tambah Don Bosco.

Untuk dananya direncanakan Rp 30 miliar. Namun, saya belum tahu. Itu, tim-nya Pak Wapres. Nanti akan dipaparkan lagi, lanjutnya.

Cikal bakal Keindonesiaan
Di tempat yang sama, Juru Bicara Wapres, yang juga Staf Khusus Bidang Media Massa Yopie Hidayat, membenarkan keinginan memugar situs Bung Karno muncul saat Boediono berkunjung tahun lalu.

Kondisi rumah tempat BK dibuang di masa penjahan Belanda tahun 30an itu sangat tidak optimum. Padahal, banyak peninggalan, termasuk tulisan tangan naskah drama, buku-buku peninggalan serta naskah-naskah lain. "Di tempat itulah segala inspirasi tentang keIndonesian dan dasar-dasar bernegara dirumuskan Bung Karno. Dengan kesejarahan yang tinggi, sayang sekali jika situs itu tidak dioptimumkan, tidak dipelihara dan dilestarikan," jelas Yopie.

Apalagi, tambah Yopie, Ende merupakan pintu masuk wisata ke Danau Kelimutu dan wisata melihat binatang Komodo. "Dengan pemugaran situs tersebut, wisata alam tidak menjadi atu-satunya pilihan. Akan tetapi, masih ada wisata melihat situs-situ bersejarah cikal bakal berdirinya negara RI," kata Yopie lagi.

Yopie menambahkan, rencana pemugaran situs ini juga akan bekerja sama dengan Harian Kompas, yang akan menurunkan tulisan-tulisan terkait tentang Keindonesiaan yang dimulai dari Ende.

Tentang dananya, lanjut Yopie, selain akan melibatkan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan daerah setempat, juga akan melakukan pencarian dana melalui donatur maupun pihak lainnya. Pemugaran direncanakan berlangsung setahun.

Supaya setelah dipugar ada pemeliharaan, Wapres juga menginginkan adanya satu yayasan bekerjasama dengan daerah yang akan ikut bertanggung jawab, paparnya, seraya menambahkan, rapat ini baru tahapan awal.

Empat situs itu adalah rumah yang sehari-hari digunakan Bung Karno, taman tempat bersemedi pemimpin perjuangan yang kemudian Presiden pertama RI, lokasi pementasan drama yang ditulisnya selama pembuangan, makam mertua Bung Karno, ibunda Ny Inggit Gunarsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar