Sabtu, 05 Juni 2010

TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN ANAK MENTENG AJA JADI PRESIDEN AMERIKA


TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN ANAK MENTENG AJA JADI PRESIDEN AMERIKA

Quantcast

Barack Hussein Obama, Presiden Amerika Anak Menteng.
Kisah masa kecil dan Perjalanan kariernya

Barack Hussein Obama II (ejaan Inggris: [bəˈrɑːk hʊˈseɪn oʊˈbɑːmə]; lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961; umur 48 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Barack menjabat sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008. Pada tahun 2009, Obama diumumkan sebagai pemenang anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel karena mempromosikan diplomasi internasional untuk memecahkan masalah-masalah internasional.

Obama adalah keturunan Afrika-Amerika pertama yang menjabat Presiden Amerika Serikat setelah sebelumnya merupakan keturunan Afrika-Amerika pertama yang dicalonkan oleh sebuah partai politik besar Amerika untuk menjadi presiden. Lulusan Universitas Columbia dan Sekolah Hukum Universitas Harvard; di sana ia menjabat sebagai presiden Harvard Law Review, Obama bekerja sebagai koordinator masyarakat dan menjabat sebagai pengacara hak sipil sebelum menjadi Senat Illinois selama tiga kali mulai 1997 hingga 2004. Ia mengajar hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago sejak 1992 hingga 2004. Setelah kegagalan meraih kursi di Dewan Perwakilan AS tahun 2000, ia mengumumkan kampanyenya untuk Senat AS bulan Januari 2003. Setelah kemenangan Maret 2004, Obama menyampaikan key notenya pada Konvensi Nasional Demokrat Juli 2004. Ia terpilih sebagai Senat pada November 2004 dengan 70 persen suara.

Sebagai anggota minoritas Demokrat di Kongres ke-109, ia membantu membuat undang-undang yang mengatur senjata konvensional dan mempromosikan akuntabilitas publik dalam penggunaan dana federal. Ia juga melakukan perjalanan resmi ke Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika. Selama Kongres ke-110, ia membantu membuat UU mengenai lobi dan kecurangan pemilihan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi personil militer AS yang pulang. Obama mengumumkan kampanye presidennya pada Februari 2007, dan dicalonkan pada Konvensi Nasional Demokrat 2008 dengan senator Delaware, Joe Biden sebagai pasangan kampanye. Dan Pada tanggal 4 November 2008 Barack Obama sukses mengalahkan rivalnya senator John Mccain dari partai republik dan menjadi presiden amerika ke 44 dan orang kulit hitam pertama sebagai presiden Amerika serikat.

Barack Obama lahir di Honolulu, Hawaii, dari pasangan Barack Hussein Obama, Sr., seorang Kenya dari Nyang’oma Kogelo, Distrik Siaya, Kenya, dan Ann Dunham, seorang Amerika Serikat dari Wichita, Kansas. Orangtuanya bertemu ketika bersekolah di Universitas Hawaii, tempat ayahnya belajar dengan status sebagai murid asing. Keduanya berpisah ketika Obama berusia dua tahun dan akhirnya bercerai..[4] Ayah Obama kembali ke Kenya dan melihat anaknya untuk terakhir kalinya sebelum meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tahun 1982.[5]Setelah bercerai, Dunham menikahi Lolo Soetoro, dan keluarganya pindah ke Jakarta, Indonesia tahun 1967. Obama kemudian bersekolah di SD Santo Fransiskus Asisi di Tebet selama tiga tahun, lalu pindah ke SD Negeri Menteng 1 (atau SD Besuki) di Menteng hingga ia berusia 10 tahun. Obama diketahui masih dapat memahami dan berbicara bahasa Indonesia secara sederhana.

Ia kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan belajar di Sekolah Punahou sejak kelas lima tahun 1971 hingga lulus SMA pada 1979.[9] Ibu Obama kembali ke Hawaii tahun 1972 selama beberapa tahun dan kemudian ke Indonesia untuk menyelesaikan kerja lapangan untuk disertasi doktoral. Ia meninggal karena kanker rahim tahun 1995. Sebagai seorang dewasa, Obama mengakui bahwa ketika SMA ia menggunakan mariyuana, kokain, dan alkohol, yang ia jelaskan pada Forum Sipil Presiden 2008 sebagai kesalahan moralnya yang terbesar.Setelah SMA, Obama pindah ke Los Angeles lalu ia belajar di Perguruan Tinggi Occidental selama dua tahun. Ia kemudian dipindahkan ke Universitas Columbia di New York City, dan kemudian ia lulus dalam bidang pengetahuan politik dengan kelebihan pada hubungan internasional. Obama lulus dengan B.A. dari Columbia tahun 1983, kemudian bekerja selama setahun di Business International Corporation dan kemudian di New York Public Interest Research Group.

Setelah empat tahun di New York City, Obama pindah ke Chicago, lalu ia menjabat sebagai direktur Developing Communities Project (DCP), sebuah perkumpulan masyarakat berbasis gereja yang sebenarnya terdiri dari delapan paroki Katolik di South Side, Chicago, dan bekerja di sana selama tiga tahun mulai Juni 1985 hingga Mei 1988. Selama menjabat sebagai direktur DCP, stafnya bertambah dari satu menjadi tiga belas pendapatan per tahunnya meningkat dari $70.000 menjadi $400.000, dengan keberhasilan meliputi membantu membuat program pelatihan kerja, program pelatihan persiapan perguruan tinggi, dan organisasi hak penjual di Altgeld Gardens, Chicago. Obama juga bekerja sebagai konsultan dan instruktur untuk Gamaliel Foundation, sebuah institut perkumpulan masyarakat. Di pertengahan 1988, ia untuk pertama kalinya mengunjungi Eropa selama tiga minggu dan lima minggu di Kenya, dan ia banyak bertemu saudara Kenya-nya untuk pertama kalinya. Obama masuk Sekolah Hukum Universitas Harvard pada 1988. Pada akhir tahun pertamanya, ia dipilih, menurut kelasnya dan kompetisi menulis, sebagai editor Harvard Law Review. Bulan Februari 1990, di tahun keduanya, ia terpilih menjadi presiden Law Review, sebuah posisi sukarela penuh waktu yang berguna sebagai pimpinan editor dan pemantau 80 editor Law Review.[21] Pemilihan Obama sebagai presiden Law Review berkulit hitam pertama diketahui secara luas dan diikuti oleh beberapa profil yang panjang.[21] Pada musim panas, ia kembali ke Chicago untuk bekerja sebagai associate musim panas di firma hukum Sidley & Austin tahun 1989 dan Hopkins & Sutter tahun 1990. Setelah lulus dengan magna cum laude Juris Doctor (J.D.) dari Harvard tahun 1991, ia kembali ke Chicago.Publisitas dari pemilihannya sebagai presiden Harvard Law Review berkulit hitam pertama membawanya pada kontrak penerbitan dan pembuatan buku mengenai hubungan ras. Dalam usaha untuk merekrutnya ke fakultas mereka, Sekolah Hukum Universitas Chicago menyediakan Obama beasiswa dan kantor untuk membuat bukunya.[24] Ia awalnya berencana menyelesaikan buku tersebut dalam satu tahun, tapi ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama setelah buku ini berubah menjadi memoir pribadi. Untuk bekerja tanpa gangguan, Obama dan istrinya, Michelle, berlibur ke Bali dan ia menulis bukunya selama beberapa bulan. Manuskrip tersebut akhirnya diterbitkan pada pertengahan 1995 dengan judul Dreams from My Father.Obama memimpin Project Vote Illinois mulai April hingga Oktober 1992, dengan registrasi pemilih dnegan sepuluh staf dan tujuh ratus sukarelawan; tujuannya berhasil dengan mendaftarkan 150.000 dari 400.000 orang Afrika-Amerika di negara bagian itu, sehingaga Crain’s Chicago Business menempatkan Obama dalam daftar “40 under Forty” tahun 1993.


Barack Obama dibesarkan oleh ibunya, Ann Dunham. Barack Obama dan Maya Soetoro dengan ibunya Ann Dunham dan kakeknya Stanley Dunham di Hawaii (awal 1970-an).

Berawal tahun 1992, Obama mengajarkan hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago selama dua belas tahun, menjadi yang pertama dikelompokkan sebagai Penceramah sejak 1992 hingga 1996, dan kemudian sebagai Penceramah Senior sejak 1996 hingga 2004.[26]Ia juga, tahun 1993, bergabung dengan Davis, Miner, Barnhill & Galland, sebuah firma hukum dengan dua belas pengacara yang berpengalaman dalam litigasi hak-hak sipil dan pembangunan ekonomi masyarakat, dan ia adalah seorang associate selama tiga tahun sejak 1993 hingga 1996, kemudian of counsel mulai 1996 hingga 2004, dengan lisensi hukumnya berakhir tahun 2002.[15][27]Obama adalah anggota pendiri dewan direktur Public Allies tahun 1992, mengundurkan diri sebelum istrinya, Michelle, menjadi direktor eksekutif pendiri Public Allies Chicago di awal 1993. Ia menjabat dari 1993 hingga 3008 pada dewan direktur Woods Fund of Chicago, yang pada 1985 telah menjadi yayasan pertama yang mendanai Developing Communities Project, dan juga sejak 1994 hingga 2002 pada dewan direktur The Joyce Foundation. Obama bekerja pada dewan direktur Chicago Annenberg Challenge pada 1995-2002, sebagai presiden pendiri dan pimpinan dewan direktur sejak 1995-1999. Ia juga bekerja pada dewan direktur Chicago Lawyers’ Committee for Civil Rights Under Law, Center for Neighborhood Technology, dan Lugenia Burns Hope Center.

Legislator negara bagian 1997-2004

Obama berhasil mengalahkan semua pesaingnya dari pemilihan dan muncul dalam pemilihan tanpa saingan. Ia kemudian dipilih sebagai Senat Illinois tahun 1996, menggantikan Alice Palmer sebagai Senator dari Distrik ke-13 Illinois, yang membentang South Side, Chicago dari Hyde Park-Kenwood ke selatan di South Shore dan barat ke Chicago Lawn.[30] Setelah terpilih, Obama bersahabat dengan Presiden Senat Illinois yang membantu senator baru ini berhasil. Ia mensponsori hukum yang meningkatkan kredit pajak bagi pekerja berpendapatan rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mempromosikan peningkatan subsidi bagi perawatan anak.

Obama terpilih kembali sebagai Senat Illinois tahun 1998, dan lagi tahun 2002. Tahun 2000, ia dikalahkan dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk Dewan Perwakilan AS oleh Bobby Rush selama empat tahun dengan perbandingan dua banding satu.

Bulan Januari 2003, Obama menjadi pimipinan Komite Kesehatan dan Pelayanan Sipil Senat Illinois ketika Demokrat, setelah satu dasawarsa seabgai minoritas, akhirnya memperoleh mayoritas. Ia mensponsori dan memimpin pengesahan bipartisan UU untuk memonitor racial profiling (memprofil berdasarkan ras) dengan meminta polisi mencatat ras para tahanan dan UU tersebut menjadikan Illinois negara bagian pertama yang melakukan perekaman interogasi pembunuhan. Obama mengundurkan diri dari Senat Illinois pada November 2004 setelah pemilihannya menuju Senat AS.

Kampanye Senat AS 2004

Di pertengahan 2002, Obama mulai melakukan kampanye menuju Senat AS; ia memasukkan pakar politik David Axelrod yang gagal dan mengumumkan pencalonannya pada Januari 2003. Keputusan oleh Peter Fitzgerald dari Republik dan pendahulunya Carol Moseley Braun dari Demokrat tidak yang tidak mengikuti persaingan ini membuka pemilihan pendahuluan Demokrat dan Republik yang melibatkan lima belas kandidat. Pencalonan Obama didorong oleh kampanye iklan Axelrod yang menampilkan wajah Walikota Chicago Harold Washington dan dorongan oleh anak gadis Paul Simon, bekas Senator AS untuk Illinois. Ia menerima 52% suara pada pendahuluan Maret 2004, menyisakan 29% bagi saingan Demokrat terdekatnya.

Saingan Obama di pemilihan umum, pemenang pendahuluan Jack Ryan dari Partai Republik, mundur dari persaingan ini pada Juni 2004.

Bulan Juli 2004, Obama menulis dan menyampaikan catatannya pada Konvensi Nasional Demokrat 2004 di Boston, Massachusetts.[43] Setelah menjelaskan pengalaman kakeknya sebagai veteran Perang Dunia II dan pembuat program Federal Housing Administration dan G.I. Bill, Obama berbicara mengenai perubahan prioritas ekonomi dan sosial pemerintah AS. Ia mempertanyakan Perang Irak oleh administrasi Bush dan memberi penghargaan pada tentaranya. Mencontoh dari sejarah AS, ia mengkritik pandangan partisan terhadap elektorat dan meminta Amerika bersatu dalam perbedaan, dengan mengatakan, “Tidak ada yang namanya Amerika liberal dan Amerika konservatif; yang ada hanyalah Amerika Serikat.” Meskipun tak disiarkan oleh tiga jaringan berita terbesar (kecuali CBS dan NBC di Chicago yang membatalkan reality show televisi mereka), sekitar 9.1 juta penonton yang menyaksikannya melalui PBS, CNN, MSNBC, FOX News dan C-SPAN mendengar pidato Obama, yang merupakan acara puncak konvensi itu dan menerima statusnya sebagai bintang baru Partai Demokrat.

Pesaing Obama pada pemilihan umum, pemenang pendahuluan Republik Jack Ryan, mengundurkan diri pada Juni 2004.[46] Dua bulan kemudian dan kurang dari tiga bulan sebelum Hari Pemilihan, Alan Keyes menerima pencalonan Partai Republik Illinois untuk menggantikan Ryan. Seorang yang lama menetap di Maryland, Keyes menetapkan tempat tinggal permanennya di Illinois karena pencalonan. Pada pemilihan umum November 2004, Obama menerima 70% suara, sementara Keyes 27%, kemenangan terbesar untuk persaingan negara bagian dalam sejarah Illinois.

Senator AS 2005-2008

Obama disumpah sebagai senator pada 4 Januari 2005.[50] Obama adalah Senator Afrika Amerika kelima dalam sejarah AS, dan yang ketiga yang dipilih melalui popular vote. Ia adalah anggota Senat satu-satunya dari Congressional Black Caucus.[52] Congressional Quarterly, sebuah terbitan nonpartisan, menyebutnya sebagai “Demokrat setia” berdasarkan analisis seluruh suara Senat pada 2005-2007, dan National Journal menempatkannya sebagai senator “paling liberal” berdasarkan penelitian terhadap suara yang dipilih selama 2007. tahun 2005 ia menempati peringkat ke-16, dan pada 2006 di peringkat ke-10. Tahun 2008, menurut Congress.org Obama adalah Senator terkuat ke-11.

Obama memberikan suaranya untuk Energy Policy Act of 2005 dan mensponsori Secure America and Orderly Immigration Act.[56] Bulan September 2006, Obama mendukung Secure Fence Act yang masih berhubungan. Obama memperkenalkan dua inisiatif yang menggunakan namanya: Lugar-Obama, yang memperluas konsep Nunn–Lugar Cooperative Threat Reduction terhadap senjata konvensional, dan Coburn–Obama Transparency Act, yang mengawali pembuatan USAspending.gov, sebuah situs pencari untuk dana pengeluaran federal. Tanggal 3 Juni 2008, Senator Obama, bersama Senator Thomas R. Carper, Tom Coburn, dan John McCain, memperkenalkan Strengthening Transparency and Accountability in Federal Spending Act of 2008.

Obama mensponsori undang-undang yang meminta pemilik PLTN untuk memperingatkan pihak lokal dan negara bagian mengenai kebocoran radioaktif, tapi UU ini gagal disahkan secara penuh oleh Senat setelah diubah besar-besaran dalam komite.[61] Bulan Desember 2006, Presiden Bush menandatangani pengesahan Relief, Security, and Democracy Promotion Act untuk Republik Demokratik Kongo, menandakan UU federal pertama yang disahkan dengan Obama sebagai sponsor utama.[62] Bulan Januari 2007, Obama dan Senator Feingold memperkenalkan penyediaan jet perusahaan pada Honest Leadership and Open Government Act, yang disahkan bulan September 2007. Obama juga memperkenalkan Deceptive Practices and Voter Intimidation Prevention Act, sebuah UU yang ditujukan untuk mencegah praktik penipuan dalam pemilihan federal dan Iraq War De-Escalation Act of 2007, tapi tak satupun yang disahkan.

Kemudian tahun 2007, Obama mensponsori sebuah amandemen Defense Authorization Act yang menambahkan perlindungan untuk hukuman militer terhadap personality disorder . Amandemen ini disahkan secara penuh oleh Senat di musim semi 2008.[68] Ia mensponsori Undang-Undang Penetapan Sanksi Iran yang mendukung pencabutan dana pension negara dari industri minyak dan gas Iran, yang tidak disahkan komite, dan mensponsori undang-undang untuk mengurangi risiko terorisme nuklir. Obama juga mensponsori amandemen Senat untuk State Children’s Health Insurance Program yang menyediakan satu tahun perlindungan kerja bagi anggota keluarga yang merawat prajurit dengan luka peperangan.

Obama dan Richard Lugar mengunjungi sebuah fasilitas perombakan misil bergerak Rusia.

Komite

Obama melakukan tugas pada Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, Lingkungan dan Pekerjaan Umum dan Urusan Veteran sepanjang Desember 2006. Bulan Januari 2007, ia keluar dari komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum dan melakukan tugas tambahan dengan Kesehatan, Pendidikan, Buruh, dan Pensiun dan Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah. Ia juga menjadi Pimpinan Subkomite Senat untuk Urusan Eropa. Sebagai anggota Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, Obama melakukan perjalanan ke luar negeri menuju Eropa Timur, Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika. Ia bertemu dengan Mahmoud Abbas sebelum menjadi Presiden Palestina, dan menyampaikan pidato di Universitas Nairobi yang mengkritik korupsi dalam pemerintahan Kenya.

Kampanye presiden 2008

Tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan pencalonannya untuk Presiden Amerika Serikat di depan bangunan Old State Capitol di Springfield, Illinois. Pemilihan tempat pidato ini sangat simbolis karena di tempat itu juga Abraham Lincoln menyampaikan pidato bersejarahnya, “House Divided” tahun 1858. Selama kampanye, Obama mengangkat masalah pengakhiran Perang Irak, meningkatkan kebebasan energi, dan menyediakan perawatan kesehatan universal.

Kampanye Obama memakan $58 juta pada pertengahan pertama 2007, di antaranya sumbangan kurang dari $200, dikelompokkan sebagai “donasi kecil” menurut hukum kampanye, berjumlah $16.4 juta. Angka $58 juta ini mencetak rekor penggalangan dana kampanye presiden pada enam bulan pertama tahun kalender sebelum pemilihan. Dampak donasi kecil ini sangat besar dari sudut pandang absoolut dan perspektif. Bulan Januari 2008, kampanyenya mencetak rekor penggalangan dana lainnya dengan $36.8 juta, jumlah terbanyak yang dikumpulkan dalam satu bulan oleh seorang calon presiden dalam kampanye pendahuluan Demokrat.

Pada persaingan Konvensi Nasional Demokrat Januari 2008, Obama seri dengan Hillary Clinton untuk jumlah delegasi dalam pemilihan pendahuluan New Hampshire dan memenangkan lebih banyak delegasi daripada Clinton pada pemilihan dan kaukus di Iowa, Nevada dan South Carolina. Pada Super Tuesday, ia menang dengan 20 delegasi lebih banyak dari Clinton.[83] Ia kemudian mencetak rekor penggalangan dana lainnya dalam dua bulan pertama 2008, senilai $90 juta untuk kampanye pendahuluan dibanding Clinton senilai $45 juta. Setelah Super Tuesday, Obama memenangkan sebelas pendahuluan dan kaukus Februari yang tersisa.[85] Obama dan Clinton seri dalam persaingan 4 Maret di Vermont, Texas, Ohio, dan Rhode Island; Obama menutup bulan itu dengan menang di Wyoming dan Mississippi.

Bulan Maret 2008, sebuah kontroversi terjadi yang melibatkan bekas pastor Obama selama dua puluh tahun, Jeremiah Wright,[87] setelah klip siaran ABC News mengenai kotbah politiknya yang sangat rasial.[87][88] Awalnya, Obama menanggapi dengan menceritakan peran Wright di komunitas Afrika Amerika Chicago, tapi mengecam ucapannya dan mengakhiri hubungan Wright dengan kampanye ini.[90] Selama kontroversi ini, Obama menyampaikan pidato berjudul “A More Perfect Union”[91] yang mengangkat masalah ras. Obama langsung mengundurkan diri dari Trinity United Church of Christ untuk menghindari dugaan yang negatif.

Selama April, Mei, dan Juni, Obama memenangkan pemilihan pendahuluan North Carolina, Oregon, dan Montana dan memperoleh jumlah suara delegasi yang besar, sementara Clinton memenangkan pemilihan pendahuluan Pennsylvania, Indiana, West Virginia, Kentucky, South Dakota, dan Puerto Rico. Pada waktu itu, Obama mendapat dukungan dari delegasi super (superdelegate) yang lebih banyak dari Clinton.[93] Tanggal 31 Mei, Komite Nasional Demokrat menyetujui memasukkan semua delegasi Michigan dan Florida di konvensi nasional, masing-masing dengan setengah suara, memperkecil jumlah suara delegasi Obama sementara meningkatkan jumlah suara delegasi yang dibutuhkan untuk menang.[94] Tanggal 3 uni, dengan seluruh negara bagian, Obama memenuhi jumlah suara yang dibutuhkan untuk menjadi ‘calon sesuai perkiraan’ (presumptive nominee). Hari itu, ia menyampaikan pidato kemenangannya di St. Paul, Minnesota. Clinton mengakhiri kampanyenya dan mundur pada 7 Juni.[96] Sejak itu, ia berkampanye untuk pemilihan umum melawan Senator John McCain, calon dari Republik.

Tanggal 19 Juni, Obama menjadi kandidat presiden partai besar pertama yang menghapus pendanaan umum dalam pemilihan umum sejak sistem ini dibentuk tahun 1976, berlainan dengan keinginan awalnya untuk menerima sistem ini.

Tanggal 23 Agustus 2008, Obama memilih Senator Joe Biden dari Delaware sebagai wakil presiden. Pada Konvensi Nasional Demokrat di Denver, Colorado, bekas pesaing Obama Hillary Clinton memberikan pidato yang mendukung pencalonan Obama dan meminta Obama dicalonkan menurut aklamasi sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat.[99] Kemudian, tanggal 28 Agustus, Obama menyampaikan pidato kepada 84.000 pendukung di Denver. Selama berpidato, yang disaksikan sekitar 38 juta orang di seluruh dunia, ia menerima pencalonan oleh partai ini dan memberitahukan tujuan kebijakannya.

Setelah McCain dicalonkan sebagai kandidat presiden Republik, polling menunjukkan bahwa ia mengakhiri hubungan dengan Obama. Terdapat tiga debat presiden antara Obama dan McCain bulan September dan Oktober 2008. Setelah debat, Obama memenangi polling nasional. Tanggal 2 November 2008, nenek Obama, Madelyn Dunham, meninggal karena kanker pada usia 86 tahun. Obama mengetahui kematian neneknya tanggal 3 November, satu hari sebelum pemilihan.

Presiden terpilih Amerika Serikat

Tanggal 4 November 2008, Barack Obama mengalahkan John McCain dan menjadi orang Afrika Amerika pertama yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Dalam pidato kemenangannya yang disampaikan di depan ratusan ribu pendukungnya di Taman Grant di Chicago, Obama menyatakan bahwa “perubahan telah tiba di Amerika.” Lahir di Hawaii, Obama akan menjadi Presiden AS pertama yang lahir di luar Daratan Amerika Serikat. Ia juga akan menjadi Presiden termuda kelima ketika menjabat dan yang kedua sejak Lincoln yang basis politik utamanya terletak di Illinois.

Presiden terpilih Obama dijadwalkan disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 pada tanggal 20 Januari 2009. Kode nama Agen Rahasianya yang disetujui adalah “Renegade”.

Sebuah metode yang digunakan pakar politik untuk memperluas ideologi adalah membandingkan peringkat tahunan oleh Americans for Democratic Action (ADA) dengan peringkat menurut American Conservative Union (ACU). Berdasarkan tahun-tahunnya di Kongres, Obama memiliki peringkat konservatif rata-rata seumur hidup sebesar 7.67% dari ACU, dan peringkat liberal rata-rata seumur hidup 90% dari ADA.

Obama adalah penentang awal kebijakan terhadap Irak oleh administrasi Bush. Tanggal 2 Oktober 2002, Presiden George W. Bush dan Kongres menyetujui resolusi bersama yang mencetuskan Perang Irak, Obama menyampaikan kampanye anti-Perang Irak pertamanya di Chicago di Federal Plaza, menentang perang. Tanggal 16 Maret 2003, Presiden Bush memberikan ultimatum 48 jam kepada Saddam Hussein untuk meninggalkan Irak sebelum invasi ke Irak oleh AS, Obama mengadakan kampanye anti-Perang Irak terbesarnya di Chicago di Daley Plaza dan mengatakan pada kerumunan orang bahwa “belum terlambat” untuk menghentikan perang.

Obama menyatakan bahwa bila ia terpilih ia akan melakukan pemotongan pengeluaran negara sebanyak puluhan milyar dolar, menghentikan investasi terhadap sistem pertahanan misil yang “tak terbukti”, tidak “mempersenjatai” angkasa, “pengembangan perlahan Sistem Pertempuran Masa Depan,” dan berusaha menghapus seluruh senjata nuklir. Obama menyerukan pengakhiran pembuatan senjata nuklir baru, mengurangi stok nuklir AS, melakukan pelarangan global pada pembuatan bahan misil, dan melakukan negosiasi dengan Rusia untuk membawa misil balistik antarbenua keluar dari status waspada tinggi.

Bulan November 2006, Obama mengumumkan “penarikan tentara AS dari Irak” dan pembukaan dialog diplomatik dengan Suriah dan Iran. Dalam pidato Maret 2007 pada American Israel Public Affairs Committee, sebuah lobi pro-Israel, ia mengatakan bahwa cara utama untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir adalah melalui pembicaraan dan diplomasi, meskipun ia tidak mencabut aksi militer. Obama telah menandakan bahwa ia akan melakukan “diplomasi presiden langsung” dengan Iran tanpa prasyarat. Mengenai strateginya dalam memberantas terorisme global bulan Agustus 2007, Obama mengatakan “itu adalah kegagalan besar dalam mengambil langkah” terhadap pertemuan pimpinan al-Qaeda 2005 yang dikonfirmasikan intelijen AS yang dilakukan di Wilayah Kesukuan Federal Pakistan. Ia mengatakan bahwa sebagai presiden ia tak akan mengabaikan kesempatan itu, bahkan tanpa dukungan pemerintah Pakistan.

Bulan Desember 2005, di kolom opini Washington Post, dan kampanye koalisi Save Darfur pada April 2006, Obama meminta aksi yang lebih keras untuk menentang genosida di Darfur, Sudan. Ia telah mendivestasikan $180.000 milik pribadi dalam bentuk saham di Sudan, dan telah melakukan divestasi dari perusahaan yang beroperasi di Iran. Dalam Foreign Affairs keluaran Juli-Agustus 2007, Obama mengumumkan pembelajaran kebijakan luar negeri setelah Perang Irak dan pembaruan militer Amerika, kepemimpinan diplomatik dan moral di dunia. Mengatakan “kami tak dapat mundur dari dunia ataupun mencoba memecahnya menjadi beberapa bagian,” katanya kepada orang Amerika untuk “memimpin dunia, menurut keyakinan dan percontohan.”

Mengenai urusan ekonomi, pada April 2005, ia mempertahankan kebijakan kesejahteraan sosial New Deal oleh Franklin D. Roosevelt dan menetapkan keanggotaan pribadi untuk Social Security. Setelah Badai Katrina, Obama berpidato menentang perlakuan pemerintah terhadap masyarakat kelas ekonomi berkembang, meminta kedua partai politik mengambil langkah untuk mengembalikan jaring keselamatan sosial bagi orang miskin. Sebelum mengumumkan kampanye presidennya, Obama mengatakan ia mendukung perawatan kesehatan universal di Amerika Serikat. Obama berencana memberi penghargaan pada guru karena jasanya dari sistem merit pay tradisional, menjamin persatuan bahwa perubahan dapat dilakukan melalui proses penawaran kolektif.

Bulan September 2007, ia menyalahkan kelompok-kelompok lobi karena menghina kode pajak AS. Rencananya adalah menghapus pajak bagi warga negara senior dengan pendapatan kurang dari $50.000 per tahun, melakukan pemotongan pajak pendapatan bagi warga berpendapatan $250.000 juga pemotongan pajak keuntungan dan dividen kapital, menutup hutang pajak perusahaan, mengangkat pendapatan pajak Social Security, melarang suaka pajak lepas pantai, dan menyempurnakan pengisian pengembalian pajak pendapatan dengan mengisi terlebih dahulu upah dan informasi bank yang telah dikumpulkan oleh IRS. Mengumumkan rencana energi kampanye presidennya pada Oktober 2007, Obama merencanakan sistem lelang cap and trade untuk melarang emisi karbon dan program investasi sepuluh tahun pada sumber energi baru untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap minyak impor. Obama mengatakan bahwa semua kredit polusi harus dijual, tanpa penuaan kredit untuk perusahaan minyak dan gas, dan pengeluaran pendapatan yang diperoleh dari biaya pembangunan energi dan transisi ekonomi.

Obama telah mendorong Demokrat untuk menggaet para evangelis dan kelompok agama lainnya. Bulan Desember 2006, ia bergabung dengan Sen. Sam Brownback (R-KS) pada “Pertemuan Global mengenai AIDS dan Gereja” yang diorganisir oleh pemimpin gereja Kay dan Rick Warren. Bersama dengan Warren dan Brownback, Obama melakukan tes HIV, sebagaimana yang dilakukannya di Kenya kurang dari empat bulan sebelumnya. Ia meminta “orang-orang melakukan hal yang sama” dan tidak malu melakukannya. Dengan 8.000 anggota United Church of Christ pada Juni 2007, Obama meminta pemimpin Kristen berhaluan kanan (fundamentalis) untuk “memahami apa yang memisahkan kita.”

Keluarga dan kehidupan pribadi

Obama bertemu istrinya, Michelle Robinson, bulan Juni 1989 ketika ia bekerja sebagai asosiat musim panas untuk firma hukum Sidley & Austin di Chicago. Sebagai penasehat Obama selama tiga bulan di firma itu, Robinson bergabung dengannya dalam kelompok sosial, tapi menolak permintaan awalnya untuk berkencan. Mereka mulai berkencan pada musim panas itu, bertunangan tahun 1991, dan menikah tanggal 3 Oktober 1992. Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun 1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha (“Sasha”), tahun 2001.

Menyetujui pembuatan buku, keluarga ini pindah tahun 2005 dari sebuah kondominium di Hyde Park, Chicago ke rumah mereka senilai $1.6 juta di Kenwood, Chicago. Pembelian tanah dan penjualannya ke Obama oleh istri si pembangun dan temannya Tony Rezko menarik perhatian media karena dakwaan dan keyakinan Rezko terhadap hukuman korupsi politik yang tidak berhubungan dengan Obama.

Bulan Desember 2007, majalah Money memperkirakan kekayaan keluarga Obama mencapai $1.3 juta. Pembayaran pajak mereka tahun 2007 memperlihatkan pendapatan rumah tangga sekitar $4.2 juta dari sekitar $1 juta pada 2006 dan $1.6 juta pada 2005 yang kebanyakan berupa hasil penjualan bukunya.

Dalam wawancara tahun 2006, Obama menjelaskan keragaman keluarganya. “Michelle akan memberitahukan bahwa ketika kami bersama untuk Natal atau Hari Pengucapan Syukur, rasanya seperti PBB kecil,” katanya. “Saya mempunyai saudara yang mirip seperti Bernie Mac, dan saya juga mempunyai saudara yang mirip Margaret Thatcher.” Obama memiliki tujuh saudara tiri; dari keluarga Kenya ayahnya enam orang, dan satu orang adik tiri, Maya Soetoro-Ng, anak dari ibunya dengan suami keduanya yang berasal dari Indonesia. Ibu Obama lahir dari orangtua ibunya di Kansas, Madelyn Dunham hingga kematiannya pada 2 November 2008, sebelum pemilihan presiden. Dalam buku Dreams from My Father, Obama mengaitkan sejarah keluarga ibunya dengan pendahulu orang Indian dan saudara jauh Jefferson Davis, presiden Konfederasi selatan pada Perang Saudara Amerika.

Keluarga Obama merupakan kerabat dari Barack Obama dari berbagai latar belakang etnis: Luo dari Kenya, Afrika-Amerika, Kaukasia, dan Indonesia

Barack Obama, Lahir di Honolulu, Hawaii pada tanggal 4 Agustus 1961. Juga menggunakan nama Barry Soetoro ketika tinggal di Indonesia tahun 1967-1971. Michelle Obama, Istri Barack Obama, lahir tahun 1964. Nama gadis Michelle LaVaughn Robinson. Bekerja sebagai pengacara dan pengurus Rumah Sakit Universitas Chicago. Malia Ann Obama dan Natasha Obama, Kedua putri dari Barack dan Michelle Obama; Malia Ann dilahirkan tahun 1998 dan Natasha (yang sering kali dipanggil Sasha) dilahirkan tahun 2001.

obama-9

Ayah kandung Obama, Barack Hussein Obama (lahir diKenya tahun 1936, meninggal di Nairobi karena kecelakaan mobil tahun 1982), berpose di bandara (airport) Honolulu bersama ibu kandung Obama, Ann Dunham (kelahiran Kansastahun 1942, meninggal tahun 1995 karena sakit kanker), ketika ayahnya mengunjungi Obama dan ibunya di Hawaii. Saat itu Obama berumur 5 tahun. Semula kedua orang tua Obama tinggal di Hawaii sampai Obama berusia 2 tahun, namun setelah itu Obama dan ibunyaditinggal pergi ayahnya belajar ke Harvard dan kemudiankembali ke Kenya tanpa keluarganya. Ayah dan ibu Obama bertemu pertama kali pada tahun 1959 di University of Hawaii. Kemudian mereka menikah tahun 1960. Tahun 1963mereka bercerai ketika Obama berumur 2 tahun.

obama-10

Barack Obama (ketika itu berusia 5 tahun) berpose bersama ayahnya di bandara Honolulu, ketika sang ayah mengunjungi ibunya dan Obama di Hawaii.

obama-15

obama-13

Obama cilik sedang bemain di pantai Waikiki sebelum ibunya menikah lagi dengan suami kedua, pria Indonesia. Di belakangnya tampak bangunan warna pink, hotel yang terkenal di Waikiki, hotel The Royal Hawaiian.

obama-16

Obama berfoto bersama keluarganya di kediaman mereka di Jakarta. Dari kiri ke kanan : Ayah tiri (Lolo Soetoro), ibu kandung (Ann Dunham), adik tiri (Maya Soetoro) dan Barack Obama.

Setelah ibu Obama bercerai dengan ayah Obama, kemudian ibunya (Ann Dunham) menikah lagi dengan seorang manager suatu perusahaan minyak berkebangsaan Indonesiabernama Lolo Soetoro yang pada saat itu sedang tugas belajar di University of Hawaii. Tahun 1967 Lolo Soetoro balik ke Indonesia bersama Ann Dunham dan Obama, dan bermukim di Jakarta di mana adik tirinya (Maya Soetoro) dilahirkan dari pasangan Lolo Soetoro dan Ann Dunham. Empat (4) tahun kemudian, ibunya mengirim balik Obama ke Hawai (tahun 1971) untukdibesarkan oleh kakek neneknya, orang tua Ann Dunham. Kini Lolo Soetoro dan Ann Dunham (ibu kandung Obama) sudah tiada (almarhum).
Keluarga Barack dari pihak ibu
Dari kanan: Barack Obama dan Maya Soetoro dengan ibu mereka Ann Dunham dan ayah Ann Dunham, Stanley Dunham di Hawaii (awal 1970-an)

* Ibu Barack Obama, dilahirkan tahun 1942, meninggal tahun 1995. Nama gadis Stanley Ann Dunham. Antropologis di Hawaii dan Indonesia. Menikah dua kali: Barack Hussein Obama dan Lolo Soetoro.
* Madelyn Dunham, Nenek Barack Obama. Lahir tahun 1922 dan meninggal tanggal 2 November 2008, dua hari sebelum kemenangan Obama. Ia bekerja sebaga wakil presiden sebuah bank di Hawaii.
* Stanley Dunham, Kakek Barack Obama, Lahir tahun 1918 dan meninggal tahun 1992. Sersan dalam Angkatan Darat AS pada Perang Dunia II, lalu bekerja sebagai penjual furnitur di Hawaii.
* Maya Soetoro-Ng, Adik tiri perempuan Barack Obama, dilahirkan tanggal 15 Agustus 1970 di Jakarta, Indonesia). Nama gadis Maya Kassandra Soetoro. Menikah dengan Konrad Ng dan memiliki seorang putri, Suhaila Ng. Menjadi warga negara AS dan bekerja sebagai guru di Hawaii.
* Konrad Ng, Saudara ipar Barack Obama dari pernikahannya dengan Maya Soetoro. Lahir tahun 1974 dan merupakan warga negara Kanada. Bekerja sebagai asisten profesor di Universitas Hawaii. Orang tuanya berasal dari Sabah, Malaysia dan ia dibesarkan di Burlington, Ontario. Menikah dengan Maya Soetoro-Ng pada akhir tahun 2003 di Hawaii. Maya dan Konrad memiliki seorang putri, Suhaila.[11][12][13]
* Lolo Soetoro, Ayah tiri Barack Obama, lahir sekitar tahun 1936, dan meninggal tahun 1987. Bekerja sebagai ahli topografi Indonesia.

obama-7

Obama bermain ditepi pantai bersama kakeknya, StanleyArmour Dunham.
Keluarga Barack dari pihak ayah

Keluarga ayah Obama berasal dari suku Luo yang merupakan suku terbesar ketiga di Kenya. Keluarga ayah Obama terutama terpusat di bagian barat provinsi Nyanza. Selain Barack Obama, Barack Obama senior memperanakkan enam putra dan seorang putri lainnya. Lima di antaranya tinggal di Britania atau Amerika Serikat.

* Ayah Barack Obama, dilahirkan tahun 1936, meninggal tahun 1982. Ekonom pemerintah Kenya.
* Hussein Onyango Obama, Kakek Barack Obama (c. 1895-1979) yang bekerja sebagai koki. Awalnya beragama Katolik Roma, ia kemudian berpindah ke agama Islam dan mengambil nama Hussein.
* Habiba Akuma Obama,Nenek Barack Obama, istri kedua Hussein Onyango Obama.
* Sarah Obama, Nenek tiri Barack Obama, lahir tahun 1922., merupakan istri ketiga Hussein Onyango Obama (c. 1895-1979). Pada bulan Maret 2008 ketika diwawancarai oleh surat kabar USA Today, ia mengatakan bahwa Barack Obama beragama Kristen, sama seperti ia, dan menyanggah rumor bahwa Barack Obama adalah seorang Muslim. Pada wawancara sebelumnya dengan surat kabar New York Times, ia mengaku adalah seorang “yang percaya kepada kepercayaan Islam.”
* Kezia Obama, Ibu tiri Barack Obama, lahir sekitar tahun 1940. ia adalah istri pertama ayah Barack Obama yang dinikahinya sebelum pergi ke AS. Ia saat ini tinggal di Bracknell, Berkshire, Inggris.
* Malik Obama, Kakak tiri lelaki Barack Obama, lahir sekitar tahun 1958 dari Kezia Obama.
* Auma Obama, Kakak tiri perempuan Barack Obama, lahir sekitar tahun 1960.
* Abo Obama, Adik tiri lelaki Barack Obama, lahir sekitar tahun 1968.
* Bernard Obama, Adik tiri lelaki Barack Obama, lahir sekitar tahun 1970 dari Kezia Obama. Saat ini tinggal di Bracknell, Inggris dengan ibunya.
* Ruth Ndesandjo, Ibu tiri Barak Obama, terlahir sebagai Ruth Nidesand di AS pada tahun 1940-an, ia merupakan istri ketiga Barack Hussein Obama dan kepala sekolah sebuah TK di Kenya.
* Mark Ndesandjo, Adik tiri lelaki Barack Obama, lahir dari Ruth Ndesandjo.
* David Ndesandjo, Adik tiri lelaki Barack Obama, lahir dari Ruth Ndesandjo. Meninggal dalam kecelakan sepeda motor.
* George Hussein Onyango Obama, Adik tiri lelaki Barack Obama, lahir sekitar tahun 1982 dari seorang wanita Kenya bernama Jael. Saat ini tinggal di Atlanta, Georgia.

Keluarga Michelle

Keluarga Michelle berasal dari etnis Afrika-Amerika. Beberapa kerabat Michelle tinggal di Carolina Selatan.

* Fraser Robinson, Jr., Kakek Michelle Obama, lahir sekitar tahun 1912 di Georgetown, Carolina Selatan, dan meninggal tahun 1996.
* Fraser Robinson III, Ayah Michelle Obama, lahir tahun 1935, meninggal tahun 1990. Petugas pompa di perusahaan air Kota Chicago
* Marian Robinson, Ibu Michelle Obama, nama gadis Marian Shields, lahir Juli 1937. Sekretaris di Katalog Spiegel.
* Craig Robinson, Kakak lelaki Michelle Obama, lahir tahun 1962. Kepala pelatih regu bola basket pria di Universitas Negara Bagian Oregon

“Barry” Obama Kecil di Indonesia

Barack Obama (Capres AS) alias Barry lahir di Honolulu, 4 Agustus 1961. Kehadirannya selama sekitar 5 tahun yang di Jakarta, karena ikut ibunya, Ann Dunham, yang menikah dengan pria Indonesia, Lolo Soetoro. Keduanya bertemu ketika sama-sama berkuliah di East-West Center University of Hawaii. Ayah kandung Barry, Barck Husein Obama Sr., lelaki asal Kenya yang mendapat beasiswa studi ke University of Hawaii.

Seusai menuntut ilmu bidang geografi, Lolo mengajak Ann tinggal di Indonesia. Ayah tiri Obama itu adalah tentara berpangkat Letna yang bertugas di Direktorat Jenderal Topografi TNI AD. Kabarnya pernah juga ia bekerja menjadi konsultan di beberapa perusahaan minya, seperti Pertamina dan Mobil Oil.

Dalam biografinya The Audatcity of Hope, Obama sempat menyinggung masa kecilnya. “keluarga kami tidak berkecukupan pada tahun-tahun awal itu, karena angkata bersenjata Indonesia tidak membayar para letnannya dengan gaji besar. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana, di pinggiran kota, tanpa pendingin udara, kulkas atau toilet siram. Kami tidak punya mobil. Ayah tiri saya mengendarai sepeda motor, sementara ibu saya naik bus umum setiap pagi ke kedutaan AS, tempatnya bekerja sebagai guru bahasa Inggris.”

Obama bergaul dengan anak-anak tetangga seperti biasa. Justru ia cepat sekali populer, lantaran bentuk fisiknya yang lain dari anak kebanyakan. “Mainnya sama anak-anak kampung di sini seperti biasa. Yang saya ingat, dia biasa bermain gundu dan sepak bola,” tutur Zulfan Adi, tetangga dan teman kecil Barry Obama.

Adi ingat kenakalan anak-anak di sekitar Barry Obama. Sesekali beberapa teman kadang iseng menggodanya. Ketika bermain gundu misalnya, kadang Barry dicurangi. “Tapi dia tahu kalau lagi dikerjain. Barry biasanya bilang, … Kamu curang, kamu curang.” Disitu kelihatan kalau dia anak yang cerdas dan cepat beradaptasi.

Tubuh Barry Obama yang tinggi dan berisi, membuat orang-orang tua juga sering merasa gemas. Kada ia digelitiki sampai tertawa geli. Atau dieri makanan yang asing di lidah untuk melihat reaksinya, seperti makan terasi atau ikan asin. Kenakalan yang agak keterlaluan, Barry pernah dipegang ramai-ramai oleh teman-temannya dan dilempar ke rawa-rawa. Ternyata dia bisa erenang. Ah, dasar anak-anak!

Memasuki usia sekolah, Barry Obama didaftarkan orang tuanya ke SD Santo Fransiskus Asisi, sekitar 150m dari rumahnya. Kelas 3 SD, Barry pindah ke SD Besuki di kawasan Menteng, yang sekarang menjadi SDN Menteng 01.“Saya bersekolah di sekolah-sekolah Indonesia dan bergaul dengan anak-anak petani, pelayan, penjahit, dan juru tulis.” Ujar Obama di salah satu bukunya. “Dulu sebagai siswa SD, setiap pagi Barry dan teman-temannya harus mengucapkan Pancasila di kelas. Barry juga ikut kegiatan pramuka.” ujar Rully, teman SD Barry Obama. Rully yakin karakter Obama banyak terbentuk semasa tinggal di Indonesia. Kemampuan Barry dalam beradaptasi dengan lingkungan, serta sifat solidernya terhadap teman-teman, juga jadi catatan tersendiri buat Rully. Ia berharap sikap itu akan tercermin dalam kebijakan-kebijakan politik Obama kelak.

Barry Soetoro nama kecil Obama terus diperbincangan warga Menteng, Jakarta Pusat, meski Barry hanya tinggal di Menteng Dalam selama tiga tahun (1968-1970). Teman dekat Obama, Dara Madewa, 48 tahun menuturkan, saat masih menetap di Menteng Dalam, hampir setiap hari Barry kecil selalu bermain di rumah Dara usai sekolah. Selain karena jarak rumah yang berdekatan, karena mereka adalah teman sekelas di SD ASISI. “Kalau main ke rumah, enggak mau pulang sampai malam. Kadang makan juga di sini. Sampai harus dijemput ibunya. Dia juga sering sembunyi di kolong tempat tidur kalau dijemput” ujar Dara.

Kesibukan kedua orangtuanya kala itu, membuat Barry lebih banyak menghabiskan waktu di rumah Dara selepas pulang sekolah. Bahasa Indonesia Barry yang tidak lancar, menurut Dara sering menjadi hambatan percakapan mereka. Dara bahkan harus bertanya ayahnya cara meminta Barry pulang dalam bahasa Inggris. “Setelah ayah memberitahu, jadi kalau Barry tidak mau pulang saya tinggal bilang ‘Barry, go home’. Maka Barry langsung pulang,” ujar Dara sambil tertawa. Meski demikian, Dara menganggap Barry merupakan teman yang baik hati dan tidak mudah marah. Pertemanan mereka terputus saat Barry pindah sekolah ke SD Besuki pada pertengahan kelas tiga.

Baru sekitar tahun 2004, ingatan tentang Barry kembali muncul saat membaca artikel berjudul “Dari Menteng Dalam Menjadi Senator AS” di harian nasional. “Saya hanya mengenal Barry Soetoro. Maka saya kirim email ke akun milik Obama jelang pemilihan senator. Eh, ternyata dibalas seseorang bernama Obama yang mengaku kalau dirinya yang bernama Barry” cerita Dara. Komunikasi pun sempat terjalin beberapa waktu. Tapi saat Obama jadi Presiden Amerika Serikat, Dara mengaku tidak dapat lagi berkomunikasi lewat email. “Mungkin karena sibuk yah” ujarnya. Teman masa kecil Obama ini tidak terlalu berharap banyak untuk bisa bertatapan muka dengan Obama, bila benar akan berkunjung ke Indonesia. “Saya hanya berharap ia tetap mengingat teman-teman kecilnya” ujar Dara

Obama kecil dan teman-temannya

obama-21

Obama (paling belakang ke 3 dari kiri), sedang berpose bersama teman-teman seangkatannya (kelas 5), di Sekolah Dasar (Elementary School) Punahou School, sekolah swasta yang terkenal dan berprestasi di Honolulu.

obama-22

Obama (baris depan jongkok, ke 4 dari kanan) foto bersama teman-teman seangkatan kelas 9 sekolah dasar, di luar gedung sekolah Punahou School, Honolulu, Hawaii, tahun1976.

obama-23

Obama (baris tengah, kedua dari kiri) bersama team yuniorbola basket Punahou School, Honolulu. Ketika Obama meningkat ke team senior, teamnya pernah menjuarai bola basket tingkat “negara bagian” (state).

obama-24

Obama, ketika sebagai mahasiswa jurusan hukum di Harvard Law School. Dia adalah orang berkulit hitam pertama yang menjabat sebagai presiden “Harvard Law Review

obama-25

Obama berada di New York City tahun 1980 sebagai mahasiswa di Columbia University. Obama menerima gelar BA di bidang ilmu politik (political science) dari Columbia University pada tahun 1983.

obama-26

Obama bersama isterinya, Michele Robinson, teman sesama lulusan Harvard Law School, berpose di hari pernikahanmereka tanggal 18 Oktober, 1992, di Chicago, Illionis.

obama-18

Obama memeluk adik tirinya, Maya Soetoro, saat Obamawisuda SMA (High School) di Hawaii tahun 1979.

obama-19

Maya Soetoro-Ng (37), adik tiri Obama, guru SMA diHonolulu (Hawai), sedang berkampanye mendukung abangnya, capres AS Barack Obama.

obama-20

Adik tiri perempuan Obama, Maya Soetoro bersama suaminya, Konrad Ng, dan anak perempuannya, Suhaila.
Lia Sutoro meninggal dunia

Kakak angkat Presiden AS Barack Obama, Holiah Sutoro atau biasa dikenal Lia Sutoro meninggal dunia. Lia Sutoro meninggal, Kamis (25/2), pukul 17.45 WIB di kediamannya di Kampung Babakan Banten, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. “Keluarga tidak ada yang punya firasat karena sebelumnya dia wawancara sama wartawan baik-baik saja,” ujar Suami Lia Sutoro, Edi Sobah kepada wartawan di kediamannya, Jumat (26/2). Menurutnya sebelum meninggal, Lia sempat diwawancarai terkait rencana kedatangan Obama ke Indonesia. Namun 15 menit setelah wartawan pergi, Lia pingsan dan sempat dua kali siuman. “Kita tidak sempat bawa ke rumah sakit, tapi kata dokter yang kita datangkan, pembuluh darahnya pecah dan tensinya juga tinggi,” tutur pria 60 tahun tersebut. Saat ini jenazah Lia Sutoro telah dimakamkan di komplek pemakaman keluarga yang letaknya tidak jauh dari kediaman Lia dan Edi. “Kita makamkan tadi pagi 09.00 WIB di makam keluarga,” pungkas Edi.

obama-51

Obama mendapat pelukan dari nenek kandungnya (pihak ibu) bernama Madelyn Dunham (Madelyn Payne), yang didampingi kakeknya bernama Stanley Armour Dunhan (telah almarhum, 1818-1992, 74 tahun), ketika wisuda SMA (High School) di Hawaii tahun 1979. Kakek dan neneknya ini ikut membesarkan Obama di Hawaii, saat ibunya masih berada di Jakarta bersama suami pria Indonesia (Lolo Soetoro) setelah bercerai dengan ayah Obama. Diberitakan bahwa nenek Obama, Madelyn, barusanmeninggal dunia karena penyakit kanker pada tanggal 3 Nopember 2008 di Hawaii dalam usia 86 tahun (1922-2008).

obama-6

Obama berpose bersama kakek dan neneknya, Stanley danMadelyn, di Columbia University, New York, saat sang kakek dan nenek mengunjunginya ke sana.

Mengungkap Misteri Riwayat Hidup dan keluarga Obama

Ketika Barack Obama, dambaan presiden baru AS, diterpa tudingan bahwa ia pernah mengikuti pendidikan di sebuah madrasah (sekolah) radikal di Indonesia semasih remaja, tuntutan itu menyebar seperti virus menerjang media dan internet. Itu merupakan suatu kebohongan – madrasah tersebut sebetulnya lebih religius ketimbang sekolah-sekolah gereja di Inggris – tapi itu juga suatu sinyal bahwa kesempatan Obama memenangkan kursi presiden tergantung pada kisah kehidupan pribadi dan karakternya, demikian The Australian melaporkan.

Pertarungan sedang berlangsung hangat, namun hanya sidikit orang yang tahu tentang senator dari Illinois ini, dan The Sunday Time dapat mengungkap warisan keahidupannya jauh lebih beragam dan mencengangkan daripada apa yang telah diketahui pemilih AS.Obama, 45 tahun, memiliki dua saudara tiri perempuan, salah satunya bermukim di Inggris, dan lima saudara tiri laki-laki, yang sulung memeluk Islam, dan tak pelak lagi kisahnya kemudian merebak di seluruh dunia.Tak seorangpun lebih heran mendengar bahwa Obama dilaporkan pernah mengikuti pendidikan di madrasah daripada apa yang telah dirasakan Julia Suryakusuma, seorang teman baik ibundanya hingga ia (ibunya) meninggal akibat kanker ovaria pada 1995.

Suryakusuma, 53 tahun, salah satu penulis wanita Indonesia yang vokal tentang masalah kewanitaan, secara tak gentar melakukan penerbitan tentang tokoh-tokoh Muslim garis keras.Pekan lalu, Suryakusuma menggambarkan Ann Dunham, ibu Obama, sebagai “seorang liberal dan humanis”, seorang yang giat mempelajari dan berbicara bahasa Indonesia dengan fasih dan menghormati budayanya.”Ia (ibu Obama) adalah seorang yang sangat menjunjung tinggi berbagai agama, tapi ia sendiri tidak memeluk salah satunya. Ia adalah pemikir yang amat bebas,” demikian Suryakusuma, sembari menambahkan, “Ia seorang pioner dan ketika datang ke Indonesia, ia cukup terpikat dan terpesona dengan budayanya.Di atas meja kopi di rumahnya yang asri dan modern di Jakarta, penuh dengan hasil kerajinan tangan Indonesia yang selalu memikat temanya, terhampar album foto yang menyimpan kenangan manis.Itulah Dunham, seorang berwajah agak kepucat-pucatan dan berambut keriting yang merayakan bersama teman-temannya pada pembukaan galeri atau acara minum-minum, dengan memakai pakaian longgar yang sering disukai bohemia wanita Barat di Asia. Senyum di bibirnya selalu merekah.”Kau tahu, Ann benar-benar berkulit putih,” ujar Suryakusuma sembari melirik foto-foto di album itu, “kendati ia pernah bilang sama saya bahwa ia mewarisi darah Cherokee. Saya pikir, ia mencintai orang-orang kulit berwarna, berkulit coklat.”Dunham berasal dari Wichita, Kansas, tapi kedua orang tuanya berpindah ke Hawaii untuk mencari kehidupan yang belih menjanjikan.Menurut Obama, nenek moyangnya memang “seutuhnya berdarah Cherokee.”Dunham pertama mengawini seorang mahasiswa Kenya, juga disapa Barack Obama, tapi ia (Barack) kemudian meninggalkan orang tuanya dan kuliah di Harvard dan kembali ke Afrika.

Ia kemudian dinikahi Lolo Soetoro, seorang mahasiswa asing lainnya, dan berpindah ke Indonesia bersama Barack, putranya yang berusia enam tahun pada 1967, setelah Soeharto menjadi presiden baru Indonesia.Soetoro kemudian menjadi konsultan relasi antara Pemerintah Indonesia dan perusahaan minyak raksasa AS.”Dia berubah ketika kembali datang ke Indonesia,” ujar Suryakusuma. “Orang laki-laki memiliki pendirian teguh ketika berada di Barat, dan di saat mereka kembali ke negara asalnya, mereka pun hanyut dalam budayanya.”Dalam memoarnya, “Dreams from My Father”, yang diterbitkan pertama kali pada 1995, Obama tidak menyembunyikan kerenggangan hubungan antara ibunya dan ayah tirinya, Soetoro, yang membuat kompromi dengan elit pejabat Indonesia.Mereka bercerai dan ia (Soetoro) meninggal beberapa tahun sesudahnya akibat penyakit liver.Dalam usia 10 tahun, Obama kembali ke Hawaii, dan tinggal bersama dengan neneknya sambil bersekolah di sebuah sekolah elit swasta.Belakangan ibunya kembali ke Indonesia bersama Maya, saudara tiri perempuan Obama yang kini menjadi guru besar di Universitas Hawaii, dan menjadi ahli kerajinan tangan wanita, juga menenun kain yang biasa diproduksi wanita Jawa.Suryakusuma mengenang bahwa Dunham menyapa putranya dengan “Barry” – Barry dengan irama Indonesia.”Kami berdua adalah ibu dari anak-anak selalu bercerita tentang sulitnya menjalani kehidupan, terutama di saat bercerai, kendati demikian yang amat diutamannya adalah pendidikan Barry.Dia pertama kali bertemu Obama ketika ia mengunjungi ibunya sebagai anak dewasa.”Ia (ibu) amat bangga dengannya. Saya ingat ia (ibu) ketika itu sedang bersinar dengan kebanggaan saat ia (Obama) tercatat sebagai orang hitam pertama menjadi Presiden Harvard Law Review”, kata Suryakusuma.”Kau tahu, memiliki ibu berkulit putih dengan ayah berkulit hitam dan datang ke Indonesia,“ papar Suryakusuma, “Saya menyaksikan ia memiliki sikap empati dengan warga setempat, seperti halnya sikap sang ibu.”Warisan multi-budaya menyebabkan adanya jarak antara Obama dengan komunitas Afrika-AS, yang mana membuatnya segan menyapanya sebagai “saudara”.Komunitas warga kulit putih AS, secara kontras, telah memeluk Obama sebagai suatu penegasan harapan bahwa wajah campuran yang banyak diceritakan orang bisa lebih penting daripada ras.Dengan nama tengahnya Hussein (seperti Saddam Hussein) dan nama depanya Obama (seperti Osama), ia menjadi figur yang langka dan eksotis dalam kehidupan politik di AS.”Saya percaya pemilih AS telah siap mendukung pemimpin-pemimpin yang mewujudkan mimpi AS kendati mereka memiliki perbedaan-perbedaan. Dengan begitu, kita mempertegas diri kita sendiri sebagai orang-orang yang toleran”, kata William Galston, peneliti senior tentang kebijakan publik pada Brookings Institute di Washington.

Benar, di sana terdapat rincian kehidupan pribadi Obama yang menjadi subyek penelitian secara cermat. Itu mungkin bukan informasi itu sendiri bahwa bahan-bahan, menurut Galston, tetapi “Bagaimnana Obama berbicara tentang fakta-fakta, seperti mereka memunculkan dan menimbulkan pertanyaan dan kontroversi-kontroversi.Kolumnis Chicago Sun-Times, Lynn Sweet menyoroti untuk pertama kali pada 2004, ketika Obama mendadak muncul di panggung politik nasional saat konvensi Partai Demokrat, bahwa memoarnya, Dreams from My Father, berisi gabungan karakter dan perubahan nama-nama.”Kecuali figur-figur publik dan keluarganya, mustahil mengetahui siapa yang nyata, dan siapa yang tidak.Obama mengakui banyak saat memperkenalkan diri dengan mengatakan dia telah merubah karakter “demi privasi mereka”.Ibarat membuka rahasia bahwa dia membawa kokain di saat remaja, dia memunculkan dengan jujur tentang wilayah yang potensial menimbulkan kontroversi.Keluarga Afrika Obama benar-benar mengalami kesulitan. Dalam kehidupan pribadinya, ayahnya tidak pernah meninggalkan Kezia, istri pertamanya, di Kenya.Dalam perkawinannya dengan Obama Sr, ia melahirkan dua anak, Roy dan Auma, yang kini sebagai pegiat sosial di Berkshire.Mereka telah bercerai, ibu Obama yang menuntut cerai, namun itu adalah pernikahan bawah tangan yang tidak menggunakan dokumen perkawinan resmi, sehingga tak dapat memenuntut perceraian.

KENYA OBAMA

Barack Obama sedang berjalan bersama neneknya (wanita Kenya, ibu dari ayah Obama) bernama Sarah Hussein Onyango Obama di halaman rumah almarhum bapaknya yang bernama Barack Hussein Obama di desa Nyongoma Kogelo,Kenya, saat berkunjung di sana pada tanggal 26 Agustus 2006. Obama dielu-elukan dan diperlakukan sebagai pahlawan selama bertemu dengan sanak keluarga dari bapaknya. Sampai saat ini sang nenek masih hidup dalam usia86 tahun dan ketika Obama berkampanye sebagai capres AS, sang nenek berharap-harap cemas agar cucunya ini berhasilmemenangkan pemilu di AS menjadi Presiden, seorang presiden AS berkulit hitam pertama kali dalam sejarah Amerika jika terpilih sebagai presiden AS yang ke 44.

Ayah dan ibunya juga menikah di Hawaii yang mungkin juga tidak memiliki dokumen resmi.”Bagaimana dan kapan perkawinan itu terjadi menyisakan kemuraman, suatu tagihan khusus yang saya sendiri sulit mengungkapnya,” tulis Obama dalam memoarnya.Setelah ayahnya meninggalkan Ann bersama Barack yang berusia dua tahun untuk bersekolah di Harvard, Obama pergi ke Afrika dengan seorang wanita AS lainnya, Ruth, yang menjadi istri ketiganya.Dia memberinya dua anak di Kenya, salah satunya meninggal dalam kecelakaan sepeda motor, tapi Obama Sr tetap bertahan dengan Kezia.”Secara tradisi, dia tetap sebagai istrinya,” kata seorang kerabatnya. Kezia pun melahirkan dua anak laki-laki, Abo dan Bernard.Kendati ayah mereka terlibat cekcok dengan kalangan keluarganya, Obama Sr tetap menaruh hormat sebagai miliknya.Menjelang akhir hayatnya, ia menjadi ayah dari seorang anak lelaki lainnya, George, beribu seorang wanita muda Kenya.Setelah kedua orang tuanya berpisah, Obama menyaksikan ayahnya meninggal dalam kecelakaan mobil di Kenya pada 1982.Saudara laki-lakinya, Roy, berpindah ke AS dan belakangan memeluk Islam.Obama sendiri menjadi seorang Kristen yang taat ketika dia aktif dalam kegiatan sosial di Chicago. Pertengahan Januari lalu, ia mencela laporan yang menyebutkan bahwa ia adalah jebolan madrasah sebagai apa yang disebutnya “fitnah” yang lucu.Larry Sabato, guru besar ilmu politik pada Universitas Virginia, percaya bahwa latar belakangan Afrika dan Indonesia yang beraneka ragam dalam kehidupan Obama, bakal menarik perhatian pemilih, terlepas dari kontroversinya. “Amerika menyukai suatu kisah sukses – generasi baru yang muncul dari dosa dan ketidakberuntungan generasi lama,” kata Saboto.Di Indonesia, Suryakusuma mengatakan, dia senantiasa merasa hangat atas kenangan yang ditinggal ibu Obama, Ann. “Dia bakal merasa bangga bila ia mengetahui tentang Barry, demikian bangganya untuk memikirkan bahwa anak ciliknya akan bertarung memenangkan kursi presiden AS

Presiden AS Barack Obama berusaha membangkitkan semangat bangsa-bangsa Afrika dengan menyebut dirinya juga memiliki darah Afrika ketika berpidato di depan para anggota parlemen Ghana, Sabtu (11/7). “Sebagai presiden Amerika yang berdarah Afrika, saya bangga dengan benua ini. Kekuatan tirani dan korupsi harus dienyahkan jika Afrika ingin memenuhi janji. Ya, Anda bisa,” kata Obama merujuk pada slogannya selama kampanye dalam kunjungan pertamanya di Afrika.

Ia pun menyerukan kepada bangsa-bangsa Afrika untuk memanfaatkan peluang demi tercapainya perdamaian, demokrasi dan kemakmuran. “Tidak ada negara akan menciptakan kemakmuran jika para pemimpinnya mengeksploitasi ekonomi untuk memperkaya mereka sendiri, atau polisi dapat dibeli oleh penjual obat-obatan terlarang. Tidak ada pengusaha ingin berinvestasi di sebuah tempat di mana pemerintahannya meminta jatah 20 persen atau Otoritas Kepabean-nya korupsi,” kata Obama yang berayahkan orang Kenya “Tidak ada orang ingin tinggal di sebuah masyarakat di mana hukumnya dapat disuap. Ini bukan demokrasi, itu tirani dan kini saatnya mengakhiri. Afrika tidak memerlukan orang kuat, mereka memerlukan institusi kuat,” katanya.


Obama bermain basket dengan militer AS di Djibouti tahun 2006.

Obama bermain basket, sebuah olahraga yang diikutinya sebagai anggota tim SMA-nya. Sebelum mengumumkan pencalonan presidennya, ia memulai usaha untuk berhenti makan.

Obama adalah seorang Kristen yang pandangan religiusnya telah berkembang di masa dewasanya. Dalam buku The Audacity of Hope, Obama menulis bahwa “ia tidak dibesarkan dalam keluarga religius.” Ia menjelaskan ibunya, dibesarkan oleh orangtua non-religius (yang dijelaskan Obama sebagai “Metodis dan Baptis yang non-praktik”) yang terpisah dari agama, “dalam beberapa hal adalah orang yang sangat spiritual yang pernah kukenal.” Ia menggambarkan ayahnya sebagai “seorang Muslim”, tapi “mengakui ateis” ketika orangtuanya bertemu, dan ayah tirinya sebagai “seseorang yang melihat agama tidak terlalu berguna.” Dalam buku tersebut, Obama menjelaskan bagaimana, melalui bekerja dengan gereja hitam sebagai koordinator masyarakat ketika masih berusia 20 tahunan, ia mulai memahami “kekuatan tradisi religius Afrika-Amerika untuk melakukan perubahan sosial.” Ia dibaptis di Trinity United Church of Christ tahun 1988.

Budaya dan pandangan politik

Dengan ayah Kenya dan ibu Amerika, kehidupannya di Honolulu dan Jakarta, dan pendidikannya di Ivy League, kehidupan awal Obama sangat berbeda dengan politikus Afrika-Amerika yang mengawali karir mereka pada 1960-an melalui partisipasi pada gerakan hak-hak sipil. Mengenai pertanyaan tentang apakah ia “cukup hitam,” Obama menanggapi pada National Association of Black Journalists pada Agustus 2007 bahwa debat ini tidak mengenai penampilan fisiknya atau catatannya mengenai masalah pemilih berkulit hitam. Obama mengatakan bahwa “kami masih terjebak bila Anda berpihak pada orang berkulit putih maka pasti ada yang salah.” Mengikuti pidato awal John F. Kennedy, Obama menghargai masa mudanya dalam pidato kampanye Oktober 2007: “Saya takkan berada di sini bila, kesempatan tidak diberikan pada generasi yang baru.”

Banyak komentator menyebutkan pernyataan internasional Obama sebagai faktor menentukan untuk pandangan publiknya. Tidak hanya beberapa pemungutan suara yang memperlihatkan dukungan kuat kepadanya di negara lain, tapi Obama juga membuat hubungan dengan politisi luar negeri dan pimpinan negara terpilih bahkan sebelum pencalonan presidennya, terutama dengan Perdana Menteri Tony Blair, yang dijumpainya di London pada tahun 2005, dengan pimpinan Partai Demokrat Italia Walter Veltroni, yang mengunjungi kantor Senat Obama tahun 2005, dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang juga mengunjunginya di Washington tahun 2006.

Obama dan Rokok



Disaksikan oleh empat anak yang mewakili organisasi Campaign for Tobacco Free Kids, Obama juga memprihatinkan dampak merokok pada anak-anak dan remaja AS. ”Satu dari lima anak/remaja sudah menjadi perokok sebelum mereka tamat SLTA. Hampir 90 persen dari semua perokok mulai merokok sebelum mereka berusia 18 tahun. Saya tahu karena saya pernah menjadi seperti remaja-remaja ini. Jadi, saya tahu betapa sulitnya memutuskan kebiasaan ini sekali Anda menjadi perokok,” kata Obama yang sering mengaku di depan umum tentang pergulatannya melawan kecanduan merokok. Legislasi undang-undang yang ditandatangani Obama akan melarang iklan rokok hingga 300-an meter dari sekolah dan tempat bermain anak- anak.

”Anak-anak dan remaja menjadi perokok bukan tanpa alasan. Mereka menjadi target promosi agresif industri rokok. Kita sudah mengetahui hal ini selama berdekade-dekade, tapi selalu kalah menghadapi industri rokok dan para pelobi mereka. Tahun 1994 para CEO industri rokok pertama kali dihadirkan di Kongres dan mereka membantah bahwa tembakau mematikan, nikotin adiktif, atau perusahaan mereka membidik anak-anak. Mereka menghabiskan miliaran dollar AS untuk lobi dan iklan guna membantah semua tuduhan tersebut dan menyatakannya sebagai kebohongan. Namun, kini, 15 tahun kemudian, kampanye mereka gagal. Hari ini perubahan telah tiba di Washington,” u j a r ny a .

Yang melegakan, Obama tidak hanya Amerika-sentris. ”Saat ini tembakau adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah bukan hanya di Amerika, tapi juga di dunia. Jika kecenderungan ini berlanjut, satu miliar orang akan mati karena penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tembakau abad ini. Karena itu, AS akan terus bekerja bersama WHO dan negara-negara lain untuk memerangi epidemi ini secara global,” u j a r ny a . Kita tentu berharap Pemerintah AS segera meratifikasi FCTC dan mendorong Pemerintah Indonesia untuk melakukan hal yang sama serta menekan dua perusahaan rokok AS yang membeli perusahaan rokok Indonesia untuk tidak melakukan cara-cara promosi agresif yang membidik remaja-remaja Indonesia. Kita menyaksikan betapa industri rokok AS dan nasional gencar mensponsori konser musik dan event- event olahraga. Ada pula yang berkedok kegiatan sosial (CSR) atau memasang reklamenya di atas pos polisi.

Kedatangan ke Indonesia, Kangen Nasi Goreng, Bakso dan Rambutan

Saya kangen nasi goreng, bakso, dan rambutan,” kata presiden AS terpilih, Barack Obama. Pernyataan itu disampaikan Obama sebagaimana dikutip kembali oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden Susilo berbicara kepada pers di atas pesawat kepresidenan menjelang transit di Nagoya, Jepang, setelah menempuh penerbangan dari Seattle, Amerika Serikat, Senin malam. Dikatakan, Obama menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika Presiden transit di Seattle, sekembali dari menghadiri pertemuan APEC di Lima, Peru.

Dalam pembicaraan selama lima menit, Obama memberi penghargaan atas peranan Pemerintah Indonesia dalam memelihara hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat serta peranan Indonesia dalam masalah-masalah internasional. Presiden Yudhoyono menjelaskan dalam percakapan telepon tersebut bahwa ia menyampaikan amanat dari teman-teman sekolah SD Obama di Jakarta untuk menyampaikan album foto. Album foto itu akan disampaikan kepada Obama melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington. ”Beliau masih fasih berbahasa Indonesia, seperti ’apa kabar’ dan ’nasi goreng’,” kata Presiden Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono juga menjelaskan, ia mengundang Obama datang ke Indonesia tahun 2009, setelah Obama menghadiri pertemuan APEC di Singapura tahun 2009. ”Saat saya undang untuk datang ke Jakarta saat APEC Summit di Singapura tahun depan, beliau mengatakan, ’datang ke Indonesia sangat penting. Selain untuk meningkatkan kerja sama, juga untuk menikmati bakso, rambutan, dan nasi goreng’,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara itu, Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal mengemukakan, dalam percakapan telepon tersebut, kedua pemimpin tidak menyinggung secara spesifik hasil pertemuan G-20 di Washington serta pertemuan APEC di Lima, Peru. Namun, kata Dino, kedua pemimpin berkomitmen untuk secara bersama-sama berusaha mengatasi krisis finansial dan berbagai masalah internasional, seperti problem energi dan pangan.

Kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Tanah Air bakal menjadi kunjungan terlama seorang presiden ke Indonesia. “Kunjungan ini tidak hanya semalam saja. Melainkan akan menjadi kunjungan terlama seorang presiden ke Indonesia,” papar Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal, kepada pers di Istana Cipanas, Bogor, Selasa (2/2). “Ini sebuah kunjungan yang memiliki nilai sentimentil. Sebab Obama ingin menunjukkan kedua putrinya tempat tinggalnya semasa kecil dulu,” lanjut Dino.

Dino mengatakan pihak Gedung Putih telah mengkonfirmasikan kunjungan ini kepada Istana. Presiden AS ke-44 itu dijadwalkan berada di Indonesia pada paruh kedua Maret mendatang. Ia tak hanya mengajak first lady Michelle, namun kedua putrinya, Sasha dan Malia. Dalam kunjungan ini, Obama juga akan menandatangani kerjasama strategis RI-AS dengan Presiden SBY di bidang perdagangan, teknologi, lingkungan hidup, dan banyak lagi.

Patung Obama di Indonesia

Sebuah patung Barack Obama dibangun di Taman Menteng, Jakarta. Patung ini menandai Presiden Amerika Serikat itu pernah tinggal di Indonesia semasa kecilnya. Peresmian patung Obama di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, berlangsung Kamis (10/12) siang. Patung setinggi satu meter terbuat dari perunggu menggambarkan Obama kecil saat tinggal di Jakarta kerap bermain bersama ibunya di taman sekitar Menteng.
Patung buatan seniman Edi Chaniago ini menampilkan Obama tengah tersenyum dengan tangan dihinggapi kupu-kupu sebagai simbol pengharapan. Pembangunan patung merupakan inisiatif teman-teman masa kecil Obama di Jakarta. Patung ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada seluruh anak-anak Indonesia.

Keberadaan patung Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama di Menteng, Jakarta Pusat, mendapat kecaman dari sejumlah masyarakat. Mereka meminta patung diturunkan dan diganti dengan patung pahlawan nasional.

Para penentang patung Obama itu tergabung dalam kelompok Turunkan Patung Barack Obama di Taman Menteng. Kelompok ini memproklamasikan diri di situs Facebook. Hingga kemarin petang, pendukung kelompok ini sudah mencapai 300 orang.

Penggagas grup adalah Heru Nugroho, warga Jatinegara, Jakarta Timur. Menurut dia, saat kecil, Obama memang pernah tinggal dan bersekolah di Menteng. “Tapi dia bukan siapa-siapa bagi sejarah bangsa Indonesia,” kata Heru melalui sambungan telepon.

Heru menilai keberadaan patung itu telah menyinggung harga diri bangsa karena dipasang di ruang publik. “Lebih masuk akal kalau patung itu ditempatkan di bekas sekolahnya atau rumah tempat tinggal dia dulu,” kata Heru.

Sebagian orang yang mendukung Heru lewat situs Facebook berpendapat, masih banyak pahlawan Indonesia yang layak mendapatkan penghargaan itu. Amir Sjarifuddin, Gadjah Mada, atau Tan Malaka, misalnya. Tokoh Jakarta, seperti Ali Sadikin, Benjamin Sueb, dan Si Pitung, juga dianggap lebih pas dibanding Obama. Heru bersama rekan-rekannya berencana mengajukan gugatan ke pemerintah DKI Jakarta yang telah mengeluarkan izin pendirian patung Obama di ruang publik.

Patung Obama berdiri di sisi barat Taman Menteng, Jakarta Pusat, yang pemasangannya diresmikan pada Kamis pekan lalu. Sosok Obama direkonstruksi dari foto masa kanak-kanaknya, ketika dia berusia 10 tahun. Ia tersenyum lepas. Tangan kirinya menengadah ke atas guna menyambut kupu-kupu yang hinggap di telapak tangannya. Obama cilik tampak mengenakan kaus oblong dan celana pendek. Di dadanya tersemat sebuah medali nobel perdamaian. Adapun bagian bawah penyangga patung itu terpahat tulisan “The future belongs to those who believe in the power of their dream“.

Ron Muller, Ketua Yayasan Friends of Obama, menanggapi dingin kecaman yang datang dari Heru dan kawan-kawannya. Ia menilai protes itu muncul karena mereka tidak paham tentang ide pendirian patung. “Saya kira mereka belum menangkap pesan dengan baik,” ujar Ron Muller. Ide awal pembuatan patung datang dari kawan-kawan Obama yang pernah bersekolah di Sekolah Dasar 01 Menteng. Kawan-kawan Obama ingin mengapresiasi penggalan sejarah perjalanan hidup Obama. “Patung itu merupakan simbol harapan agar anak-anak bisa bermimpi. Jadi bukan soal apa yang pernah dia perbuat untuk Indonesia,” ujar Ron. Patung setinggi 2 meter itu dirancang oleh Leo Angelo dan dibuat oleh pematung Edi Chaniago. Izin pendirian patung diberikan Dinas Pertamanan DKI Jakarta atas restu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. “Bahkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sempat singgah,” ujar Ron.Ron menjelaskan, dana yang digunakan untuk membuat patung tersebut berasal dari sumbangan sejumlah pebisnis di Jakarta dan Yayasan Partners of Compassion, yang menelan lebih dari Rp 100 juta. “Tapi tidak ada sedikit pun dana milik pemerintah. Semuanya dari sumbangan,” katanya.

Gagasan penurunan patung Barack Obama dikecam Ketua Yayasan Friends of Obama, Ron Muller. Jika patung tersebut benar-benar diturunkan, justru dianggap akan rugi sendiri. “Kalau patung ini dirusak, beritanya akan masuk ke seluruh dunia. Ini justru negatif untuk Indonesia,” kata Ron Muller kepada detikcom, Senin (14/12/2009).

Muller menegaskan, sosok Obama yang dipatungkan itu bukanlah mewakili Obama sebagai Presiden Amerika Serikat. Tapi mewakili Barry, seorang anak kecil usia 9 tahun yang menghabiskan masa kecilnya untuk bermain, sekolah dan tinggal di Indonesia. “Ini patung anak kecil. Bukan patung orang Indonesia, bukan Presiden AS. Ini patung anak kecil 9 tahun yang kemudian jadi presiden,” imbuhnya. Dia membantah patung Obama sarat akan muatan politis. Menurutnya, tak ada unsur politik atau pun agenda tersembunyi dalam pemasangan patung yang diselesaikan dalam waktu 3 bulan ini. “Ini tidak ada muatan politiknya. Hanya untuk menginspirasi saja, tidak lebih dari itu,” tegas Muller. “Kalau ada usulan kok nggak pasang patung Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta), monggo silakan,” pungkasnya.

Seteleh merebaknya kontroversi pemasangan patung tersebut, maka akhirnya pemda DKI memutuskan untuk memindahkannya di SDN Menteng. Setelah satu pekan disimpan di Ruang Laboratorium Bahasa Inggris SDN Menteng 01 Besuki, Jakarta, akhirnya patung Barack Obama kecil mulai didirikan di sekolah tersebut. Proses pemasangan patung di sekolah yang pernah menjadi tempat belajar Obama itu dilakukan tadi malam. Patung setinggi 110 cm itu akan berdiri kembali di atas monumen setinggi 1 meter dengan fondasi setinggi 60 cm. Selama pemasangan kembali,penggagas Friends of Obama, Ron Muller, yang merupakan teman sekolah Obama di Hawaii, Amerika Serikat (AS), memantau. Muller mengatakan, Presiden AS Barack Obama akan menandatangani monumen kecil itu, tepat di atas tulisan The Future Belongs to Those Who Believe in The Power of The Dreams. “Nanti Obama akan membubuhkan tanda tangannya di sini. Di atas kalimat yang dapat menjadi inspirasi bagi semua anak-anak yang melihat patung ini,” ujarnya tadi malam.

Muller mengatakan,setiap perkembangan dari proses pemasangan kembali patung ini dari sebelumnya di Taman Menteng juga diketahui dengan jelas oleh Obama. “Dia tahu dengan jelas dan detail tentang pemasangan patung ini. Informasi tentang perkembangan patung ini dikabarkan langsung oleh adiknya, Maya Soetoro,” imbuhnya. Menurut Muller,biaya pemindahan dan pemasangan kembali patung Obama menghabiskan dana Rp40 juta. Wakil Kepala Sekolah SDN Menteng 01 Akhmad Solikhin mengatakan, pagi ini tidak akan ada seremoni yang dilakukan murid-muridnya atas pemasangan patung Obama. Seremoni tahun lalu di Taman Menteng sudah cukup. Meski demikian, kata Muller, nanti tetap akan ada selebrasi penyambutan Obama. Selebrasi tersebut akan diadakan 17 Maret pukul 19.00 WIB di Resto Amigos,Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta Pusat.

“Nanti akan kita adakan pesta bersama sebuah pereparasi juga untuk kedatangan Obama. Dan di acara ini kami juga akan berterima kasih kepada teman-teman sekolah Obama di sini serta orang-orang yang telah berkontribusi atas berdirinya patung ini,” ungkapnya. Ditanya mengenai alasan pemilihan 17 Maret sebagai tanggal selebrasi penyambutan Presiden AS itu, Muller mengatakan itu karena berdekatan dengan kedatangan Obama ke Jakarta. “Kami pilih 17 Maret karena hari itu adalah tiga hari sebelum kedatangan Obama,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar