Rabu, 30 Juni 2010

Sarolangun Terkait Hangusnya 40 Kios Pasar Atas Damkar Enggan Dikambinghitamkan Tidak Ada Bunker Penampungan Air

Sarolangun
Terkait Hangusnya 40 Kios Pasar Atas
Damkar Enggan Dikambinghitamkan
Tidak Ada Bunker Penampungan Air
Kamis, 24 Juni 2010 | 09:13 WIB


SAROLANGUN, Pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemadam Kebakaran Kabupaten Sarolangun, enggan dikambinghitamkan, terkait kebakaran yang menghanguskan sekitar 40 kios di kawasan Pasar Atas, Sarolangun. "Kerusakan yang terjadi di dua unit mobil Damkar disebabkan adanya kesalahan teknis," ujar Kepala UPTD Damkar, Heriyantoni kepada para wartawan, seusai hearing dengan DPRD Sarolangun, terkait peristiwa kebakaran, Rabu (23/6).

Heri menjelaskan, selama ini mobil Damkar tidak pernah mengalami kerusakan. Entah mengapa, lanjutnya, pada saat terjadi peristiwa kebakaran Selasa (22/6) malam, ada alat yang rusak. "Kain koplingnya rusak, sehingga air kadang-kadang deras keluar, dan kadang hanya sedikit," ungkapnya.

Menurut Heri, pada saat kejadian, pihak Damkar sudah berusaha proaktif. Setelah mendapatkan telepon, petugas langsung menuju lokasi.

Selain adanya kerusakan pada dua unit mobil Damkar, jauhnya jarak pengambilan air juga menjadi alasan pihak Damkar. Menurut Heri, tidak tersedianya bunker penampungan air, menyebabkan mobil harus mencari lokasi pengambilan air dengan jarak yang cukup jauh. "Coba kalau ada bunker, mungkin tidak akan lama saat melakukan pengisian kembali," kilahnya.

Saat Tribun mengkonfirmasi mengenai dugaan bahwa, air yang berada di dalam tangki mobil Damkar tidak penuh, atau hanya separuh, Heri dengan tegas mengatakan, air yang ada di dalam mobil dalam kondisi penuh. Menurut Heri, kondisi mobil sudah standby, tidak ada yang tidak terisi, baik air, maupun bahan bakarnya.

Mengenai perawatan, lanjutnya, merela lakukan setiap hari. "Setiap pergantian regu, kami pasti melakukan pengecekan. Setiap regu memiliki satu tenaga mekanik," tuturnya. "Kami memiliki tiga regu."

Jika memang dilakukan pengecekan secara rutin, tetapi kenyataannya di lapangan terjadi kerusakan. Mengenai hal ini, lagi-lagi Heri mengatakan, bahwa ada sesuatu di luar dugaan, sehingga saat digunakan terjadi kerusakan. "Biasanya tidak ada masalah, entah mengapa pada malam itu mobilnya bisa rusak.

Heri menjelaskan, di UPTD Damkar, ada tiga unit mobil, yaitu mobil yang dibeli pada tahun 2001, 2003, dan 2006. Dua unit berkapasitas tangki tiga ribu liter, satu unit mobil lagi berkapasitas lima ribu liter.

Seperti diberitakan Tribun sebelumnya, bahwa mobil Damkar yang datang ke lokasi untuk melakukan pemadaman, hanya satu yang berfungsi, dan itupun tidak maksimal, sebab saat api belum padam, air sudah habis. Dua mobil Damkar lain, mesin pompanya macet, sehingga tidak dapat digunakan.
Meluasnya kebakaran disebabkan api belum mati secara total. Mobil Damkar yang melakukan pengisian, mengambil air yang jaraknya cukup jauh dari lokasi kebakaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar