Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengimbau kepada pengguna sepeda motor agar menggunakan sepatu dan jaket saat mengendarai motor.
"Jangan pakai sandal jepit dan harus memakai jaket," kata Royke kepada wartawan di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Rabu (24/11/2010).
Menurut Royke, para biker kebanyakan hanya mengenakan sandal jepit. Mereka juga tidak mengenakan jaket saat mengendarai sepeda motor. "Ini sangat berbahaya bagi pengendara motor, apalagi kalau terjadi kecelakaan," kata Royke.
Kalau kita hanya pakai sandal, kesandung saja kaki bisa luka. Kalau tidak pakai jaket, jika terjadi kecelakaan, yang kena lang sung kulit. Intinya "safety ride".
"Sekarang kalau kita hanya pakai sandal, kesandung saja kaki bisa luka. Kalau tidak pakai jaket, jika terjadi kecelakaan, yang kena langsung kulit. Intinya safety ride ujar Royke.
Namun, ia mengatakan, kepolisian belum akan menindak para pengendara yang memakai sandal jepit dan tidak memakai jaket. "Kami imbau dulu kepada masyarakat karena itu untuk keamanan dan keselamatan mereka juga," ujarnya.
Selain soal sandal dan jaket, Royke juga mengimbau para pengendara motor untuk mengenakan helm standar nasional Indonesia dan menyalakan lampu pada siang hari. "Pemeriksaan helm SNI terus kami lakukan. Bagi yang tidak menyalakan lampu kendaraan saat siang hari, mereka tetap akan kami tindak," ucapnya.
SOSOK MAYAT JATUH DARI PESAWAT TERBANG
RADAR JAMBI
Ilustrasi mayat Pihak berwenang di Massachusetts, Amerika Serikat, mengadakan penyelidikan terkait jenazah remaja lelaki berumur 16 tahun dari Carolina Utara yang ditemukan jatuh dari pesawat di daerah Boston, pekan lalu, kata petugas bandar udara, Selasa (23/11/2010).
Polisi tidak dapat menjelaskan alasan siswa SMA itu, Delvonte Tisdale, yang kabur dari rumahnya di Charlotte, Carolina Utara, bisa berada di Milton, Massachusetts, 1.370 kilometer dari rumahnya, dan dia tidak memiliki sanak saudara di sana. "Kami dimintai keterangan mengenai catatan penerbangan dan yang melintas di kawasan tersebut," kata juru bicara Bandar Udara Logan, Phil Orlandella. Ia menambahkan, sejumlah pesawat yang mendarat di bandar udara itu melintas di atas Milton.
Polisi menyelidiki kemungkinan Tisdale bersembunyi di roda pesawat niaga, yang tak bertekanan udara, sehingga Tisdale diperkirakan tidak mungkin selamat akibat kurangnya oksigen serta suhu dingin setelah pesawat lepas landas.
Ilustrasi mayat Pihak berwenang di Massachusetts, Amerika Serikat, mengadakan penyelidikan terkait jenazah remaja lelaki berumur 16 tahun dari Carolina Utara yang ditemukan jatuh dari pesawat di daerah Boston, pekan lalu, kata petugas bandar udara, Selasa (23/11/2010).
Polisi tidak dapat menjelaskan alasan siswa SMA itu, Delvonte Tisdale, yang kabur dari rumahnya di Charlotte, Carolina Utara, bisa berada di Milton, Massachusetts, 1.370 kilometer dari rumahnya, dan dia tidak memiliki sanak saudara di sana. "Kami dimintai keterangan mengenai catatan penerbangan dan yang melintas di kawasan tersebut," kata juru bicara Bandar Udara Logan, Phil Orlandella. Ia menambahkan, sejumlah pesawat yang mendarat di bandar udara itu melintas di atas Milton.
Polisi menyelidiki kemungkinan Tisdale bersembunyi di roda pesawat niaga, yang tak bertekanan udara, sehingga Tisdale diperkirakan tidak mungkin selamat akibat kurangnya oksigen serta suhu dingin setelah pesawat lepas landas.
SIAPA YANG MAU JUAL ALAMAT E-MAIL DI FACEBOOK TER JUAL 6 JUTA RUPIAH
RADAR JAMBI
WOW'' SATU ALAMAT E-MAIL DI FACEBOOK TERJUAL 710 DOLLAR AS.
Alamat e-mail di Facebook. com belum dapat dinikmati semua orang. Kabarnya layanan komunikasi terintegrasi dari Facebook ini baru bisa diperoleh melalui undangan terbatas. Bahkan saking langkanya, sebuah undangan untuk membuat alamat e-mail di Facebook.com sampai dilelang di eBay dan terjual 710 dollar AS atau lebih dari Rp 6 juta. Total ada 10 orang yang menawar dalam lelang yang hanya berlangsung dua hari tersebut. Dibuka dengan harga 0,99 dollar AS pada 15 November pukul 13.25, harga penawaran kemudian terus naik dari angka 10 dollar AS hingga ditutup pada penawaran ke -47 pada harga 710 dollar AS, tanggal 16 November pukul 13.23. Pemenang lelang akan mendapat akses ke undangan tersebut dan membuat alamat e-mail sesuai keinginannya. Menurut pelelangnya, Nick O'neill, lelang e-mail di Facebook ini memang bukan sekadar mencari keuntungan pribadi. Bahkan, seluruh hasil lelang akan disumbangkan kepada Susan G Komen for the Cure, lembaga nonprofit yang membantu penyembuhan pasien kanker. Bisa jadi, pembeli e-mail ini memang tak sabar untuk bisa mencoba social inbox yang ditawarkan Facebook atau juga ingin menyumbang dengan cara berbeda. Di eBay pun kini sudah ada lelang e-mail Facebook kedua yang sama-sama ditujukan untuk menyumbang yayasan kanker tersebut. Sampai 18 November pukul 15.00, lelang masih berlangsung hingga nilai penawaran 260 dollar AS. Buat yang tak ingin merogoh kocek untuk menikmati e-mail yang disebut- sebut revolusioner tersebut, bersabarlah. Facebook berjanji akan menyediakan alamat e-mail di Facebook.com bagi semua pengguna secara bertahap. Diposkan oleh
WOW'' SATU ALAMAT E-MAIL DI FACEBOOK TERJUAL 710 DOLLAR AS.
Alamat e-mail di Facebook. com belum dapat dinikmati semua orang. Kabarnya layanan komunikasi terintegrasi dari Facebook ini baru bisa diperoleh melalui undangan terbatas. Bahkan saking langkanya, sebuah undangan untuk membuat alamat e-mail di Facebook.com sampai dilelang di eBay dan terjual 710 dollar AS atau lebih dari Rp 6 juta. Total ada 10 orang yang menawar dalam lelang yang hanya berlangsung dua hari tersebut. Dibuka dengan harga 0,99 dollar AS pada 15 November pukul 13.25, harga penawaran kemudian terus naik dari angka 10 dollar AS hingga ditutup pada penawaran ke -47 pada harga 710 dollar AS, tanggal 16 November pukul 13.23. Pemenang lelang akan mendapat akses ke undangan tersebut dan membuat alamat e-mail sesuai keinginannya. Menurut pelelangnya, Nick O'neill, lelang e-mail di Facebook ini memang bukan sekadar mencari keuntungan pribadi. Bahkan, seluruh hasil lelang akan disumbangkan kepada Susan G Komen for the Cure, lembaga nonprofit yang membantu penyembuhan pasien kanker. Bisa jadi, pembeli e-mail ini memang tak sabar untuk bisa mencoba social inbox yang ditawarkan Facebook atau juga ingin menyumbang dengan cara berbeda. Di eBay pun kini sudah ada lelang e-mail Facebook kedua yang sama-sama ditujukan untuk menyumbang yayasan kanker tersebut. Sampai 18 November pukul 15.00, lelang masih berlangsung hingga nilai penawaran 260 dollar AS. Buat yang tak ingin merogoh kocek untuk menikmati e-mail yang disebut- sebut revolusioner tersebut, bersabarlah. Facebook berjanji akan menyediakan alamat e-mail di Facebook.com bagi semua pengguna secara bertahap. Diposkan oleh
INTERNET 3G TERCEPAT 8,32 DOWNLOAD 9,20 Mbps UPLOAD
RADAR JAMBI
Koneksi internet paling kencang di dunia memang bukan milik Jepang, melainkan Korea Selatan. Namun, Jepang benar-benar contoh sukses penerapan teknologi 3G. Di sela-sela acara Media Tour Fuji Xerox bersama para jurnalis Asia Pasifik di Jepang, 16-19 November 2010, Kompas sempat iseng mencoba berbagai koneksi internet yang tersedia.
Dalam uji tes koneksi internet di Hotel Royal Park, Tokyo, kecepatan koneksi internet di ruangan hotel tersebut, yang diberikan secara gratis, mencapai 8,32 Mbps untuk untuk download . Adapun untuk upload 9,20 Mbps . Ya, untuk upload justru lebih tinggi dibanding untuk download , berbeda dengan kebiasaan di Indonesia yang terbiasa mencekik lebar pita untuk upload data.
Nilai ping ke server speedtest yang digunakan untuk tes yang berada di Tokyo menunjukkan angka fantastis, yaitu hanya 7ms, seolah server hanya ada di samping komputer kita yang digunakan untuk tes. Bukti tes bisa dilihat di Koneksi yang dites lewat fasilitas speedtest.net ini terdeteksi menggunakan provider Softbank, salah satu provider layanan data papan atas di Jepang. Tokyo memang kota utama di Jepang, yang terhubung langsung ke jaringan backbone internasional.
Lalu bagaimana dengan layanan data di daerah sub-urban di Jepang? Kompas kembali iseng mencoba koneksi di Hakone, Prefektur Kanagawa. Kota kecil di pegunungan yang biasa dikunjungi turis untuk melihat Gunung Fuji dari dekat ini hanya memiliki cacah jiwa 13.339 (data 2010 dikutip dari Wikipedia).
Dari hasil tes, angkanya justru mencengangkan, yaitu untuk download menunjukkan 10,01 Mbps dan untuk upload 9,36 Mbps. Koneksi terdeteksi menggunakan NTT Docomo. Namun, biayanya tidak gratis, yaitu sekitar Rp 60.000 per hari (tarif dari hotel). Hasil ping menunjukkan nilai di atas tes di Tokyo, yaitu 18ms. Hal ini bisa dimaklumi karena server yang digunakan untuk tes koneksi ini menggunakan server Speedtest dengan lokasi di Tokyo, yang berjarak 80 km lebih dari Hakone.
Dengan koneksi seperti itu, untuk download atau mengunduh file mp3 sebesar 5 MB hanya dibutuhkan waktu sekitar 4 detik. Untuk unduh klip video 35 MB, waktu yang dibutuhkan hanya 11 detik. Jika ingin mengunduh data film sebesar 800 MB, maka hanya dibutuhkan waktu kira-kita 11 menit.
Untuk upload atau unggah email 1 MB, waktu yang dibutuhkan hanya 1 detik. Untuk unggah foto 8 MB hanya dibutuhkan waktu 7 detik. Adapun untuk unggah video 35 MB, waktu yang >dibutuhkan hanya " 30 detik.
Itu berarti, koneksi mereka lebih kencang dibanding proses saat kita memindahkan foto-foto koleksi dari kamera ke komputer menggunakan card reader dengan kabel USB versi 2, apalagi jika menggunakan kabel USB versi 1. Selain itu, tentu saja, menonton film di internet atau menonton video di Youtube layaknya menonton televisi konvensional yang tak lagi putus-putus.
Di Jepang, tampaknya biaya berlangganan televisi kabel dianggap lebih mahal dibanding internet. Karena itu, hotel-hotel di Jepang terbiasa tidak jor-joran menyediakan TV kabel seperti hotel-hotel di Indonesia pada umumnya. Sebagai gantinya, mereka melengkapi kamar hotel dengan sebuah PC yang terhubung ke internet broadband Saatnya menuntut Jika pengalaman ini ditarik ke kondisi Indonesia, kalau sampai dibilang bahwa Indonesia adalah negeri para pembual untuk hal-hal yang berbau politik dan bisnis, rasanya kita sulit membantahnya. Ya, kali ini kita terpaksa membandingkan bagaimana Indonesia dan Jepang mendefinisikan koneksi 3G di negara masing-masing.
Indonesia, dengan banyaknya provider telepon seluler GSM dan CDMA yang menyediakan layanan data, telah lama mengampanyekan dan mengklaim menggunakan teknologi 3G, bahkan 3,5G, atau bahkan sedang uji coba 4G. Hiruk pikuk perang layanan data ini begitu intensif sehingga di setiap pameran teknologi informasi dan pameran komputer, berbagai perangkat koneksi internet diobral , terutama modem, dengan koneksi 3G atau 3,5G. Di tingkat penggunaan telepon seluler, sekarang hampir tak ada anak muda yang menggunakan telepon seluler yang bukan 3G karena kampanye soal telepon seluler berbasis 3G yang bisa video call sukses dilakukan. Padahal, koneksi yang didapat masih berkisar maksimal di bawah ratusan kbps, jauh dari janji-janji koneksi 3G yang harusnya bisa mencapai sekian mbps.
International Telecommunication Union (ITU) memang tak mendefinisikan berapa kecepatan internet sebuah provider jika mengklaim diri sebagai penyedia layanan 3G. Namun, setidaknya kita sepakat bahwa koneksi internet 3G di Indonesia harusnya tak hanya sekadar setara GPRS yang hanya 56-114 kbps, atau parahnya kurang dari angka GPRS itu. Seberapa cepat koneksi internet kita di rumah atau di kantor? Sudahkah memenuhi ekspektasi awal ketika kita membeli paket data tersebut? Ayo share data kecepatan internet Anda, salah satunya dengan memanfaatkan tes di www.speedtest.net.
Share bisa Anda lakukan di blog dan juga di berbagai forum agar penyelenggara internet di negeri kita sadar dan mau memperbaiki diri untuk Indonesia yang lebih baik. Jangan eksploitasi lagi konsumen dengan janji-janji manis! Saatnya konsumen menuntut!
Koneksi internet paling kencang di dunia memang bukan milik Jepang, melainkan Korea Selatan. Namun, Jepang benar-benar contoh sukses penerapan teknologi 3G. Di sela-sela acara Media Tour Fuji Xerox bersama para jurnalis Asia Pasifik di Jepang, 16-19 November 2010, Kompas sempat iseng mencoba berbagai koneksi internet yang tersedia.
Dalam uji tes koneksi internet di Hotel Royal Park, Tokyo, kecepatan koneksi internet di ruangan hotel tersebut, yang diberikan secara gratis, mencapai 8,32 Mbps untuk untuk download . Adapun untuk upload 9,20 Mbps . Ya, untuk upload justru lebih tinggi dibanding untuk download , berbeda dengan kebiasaan di Indonesia yang terbiasa mencekik lebar pita untuk upload data.
Nilai ping ke server speedtest yang digunakan untuk tes yang berada di Tokyo menunjukkan angka fantastis, yaitu hanya 7ms, seolah server hanya ada di samping komputer kita yang digunakan untuk tes. Bukti tes bisa dilihat di Koneksi yang dites lewat fasilitas speedtest.net ini terdeteksi menggunakan provider Softbank, salah satu provider layanan data papan atas di Jepang. Tokyo memang kota utama di Jepang, yang terhubung langsung ke jaringan backbone internasional.
Lalu bagaimana dengan layanan data di daerah sub-urban di Jepang? Kompas kembali iseng mencoba koneksi di Hakone, Prefektur Kanagawa. Kota kecil di pegunungan yang biasa dikunjungi turis untuk melihat Gunung Fuji dari dekat ini hanya memiliki cacah jiwa 13.339 (data 2010 dikutip dari Wikipedia).
Dari hasil tes, angkanya justru mencengangkan, yaitu untuk download menunjukkan 10,01 Mbps dan untuk upload 9,36 Mbps. Koneksi terdeteksi menggunakan NTT Docomo. Namun, biayanya tidak gratis, yaitu sekitar Rp 60.000 per hari (tarif dari hotel). Hasil ping menunjukkan nilai di atas tes di Tokyo, yaitu 18ms. Hal ini bisa dimaklumi karena server yang digunakan untuk tes koneksi ini menggunakan server Speedtest dengan lokasi di Tokyo, yang berjarak 80 km lebih dari Hakone.
Dengan koneksi seperti itu, untuk download atau mengunduh file mp3 sebesar 5 MB hanya dibutuhkan waktu sekitar 4 detik. Untuk unduh klip video 35 MB, waktu yang dibutuhkan hanya 11 detik. Jika ingin mengunduh data film sebesar 800 MB, maka hanya dibutuhkan waktu kira-kita 11 menit.
Untuk upload atau unggah email 1 MB, waktu yang dibutuhkan hanya 1 detik. Untuk unggah foto 8 MB hanya dibutuhkan waktu 7 detik. Adapun untuk unggah video 35 MB, waktu yang >dibutuhkan hanya " 30 detik.
Itu berarti, koneksi mereka lebih kencang dibanding proses saat kita memindahkan foto-foto koleksi dari kamera ke komputer menggunakan card reader dengan kabel USB versi 2, apalagi jika menggunakan kabel USB versi 1. Selain itu, tentu saja, menonton film di internet atau menonton video di Youtube layaknya menonton televisi konvensional yang tak lagi putus-putus.
Di Jepang, tampaknya biaya berlangganan televisi kabel dianggap lebih mahal dibanding internet. Karena itu, hotel-hotel di Jepang terbiasa tidak jor-joran menyediakan TV kabel seperti hotel-hotel di Indonesia pada umumnya. Sebagai gantinya, mereka melengkapi kamar hotel dengan sebuah PC yang terhubung ke internet broadband Saatnya menuntut Jika pengalaman ini ditarik ke kondisi Indonesia, kalau sampai dibilang bahwa Indonesia adalah negeri para pembual untuk hal-hal yang berbau politik dan bisnis, rasanya kita sulit membantahnya. Ya, kali ini kita terpaksa membandingkan bagaimana Indonesia dan Jepang mendefinisikan koneksi 3G di negara masing-masing.
Indonesia, dengan banyaknya provider telepon seluler GSM dan CDMA yang menyediakan layanan data, telah lama mengampanyekan dan mengklaim menggunakan teknologi 3G, bahkan 3,5G, atau bahkan sedang uji coba 4G. Hiruk pikuk perang layanan data ini begitu intensif sehingga di setiap pameran teknologi informasi dan pameran komputer, berbagai perangkat koneksi internet diobral , terutama modem, dengan koneksi 3G atau 3,5G. Di tingkat penggunaan telepon seluler, sekarang hampir tak ada anak muda yang menggunakan telepon seluler yang bukan 3G karena kampanye soal telepon seluler berbasis 3G yang bisa video call sukses dilakukan. Padahal, koneksi yang didapat masih berkisar maksimal di bawah ratusan kbps, jauh dari janji-janji koneksi 3G yang harusnya bisa mencapai sekian mbps.
International Telecommunication Union (ITU) memang tak mendefinisikan berapa kecepatan internet sebuah provider jika mengklaim diri sebagai penyedia layanan 3G. Namun, setidaknya kita sepakat bahwa koneksi internet 3G di Indonesia harusnya tak hanya sekadar setara GPRS yang hanya 56-114 kbps, atau parahnya kurang dari angka GPRS itu. Seberapa cepat koneksi internet kita di rumah atau di kantor? Sudahkah memenuhi ekspektasi awal ketika kita membeli paket data tersebut? Ayo share data kecepatan internet Anda, salah satunya dengan memanfaatkan tes di www.speedtest.net.
Share bisa Anda lakukan di blog dan juga di berbagai forum agar penyelenggara internet di negeri kita sadar dan mau memperbaiki diri untuk Indonesia yang lebih baik. Jangan eksploitasi lagi konsumen dengan janji-janji manis! Saatnya konsumen menuntut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar