Kehadiran SITTI disambut baik situs web lokal dan blogger di Indonesia. SITTI merupakan platform iklan kontekstual yang menyajikan iklan sesuai isi topik artikel yang tampil di situs web tempat iklan tersebut dipasang. Hal ini karena SITTI menawarkan bagi hasil revenue yang diperoleh dari pengiklan kepada para penerbit web dan bloger.
"Mulai sekarang teman-teman bloger saat mem-publish konten atau me-review produk banyak yang tidak mendapatkan revenue yang diraih. Dengan adanya SITTI semoga teman-teman makin rajin lagi posting," kata Enda Nasution, yang dikenal sebagai Bapak Blogger Indonesia saat acara "Buka Pintu" di kantor baru SITTI, Jakarta, Rabu (24/11/2010).
Menurut Enda, dari data terakhir yang tercatat saat ini, ada sekitar 3,4 juta blog berbahasa Indonesia. Namun, menurutnya konten berbahasa Indonesia sendiri di internet masih sangat kurang. Kehadiran SITTI yang menjanjikan tambahan penghasilan dari iklan, ia berharap, menarik minat bloger untuk terus menulis dan pada akhirnya meningkatkan konten berbahasa Indonesia.
Sebelum ada SITTI, memang sudah ada Google AdSense dan AdWord yang juga menyediakan tawaran yang sama. SITTI pun meniru cara Google menarik keuntungan dari iklan kontekstual. Platform SITTI baru diperkenalkan selama enam bulan dan telah mengindeks 600 juta halaman web berbahasa Indonesia. Dalam uji coba selama sebulan terakhir, SITTI menyajikan 3300 iklan dari 529 merek berbeda.
KONEKSI INTERNET YANG SANGAT MEMBANGGAKAN KATA NYA
RADAR JAMBI: TONI.S
Koneksi broadband atau jaringan telekomunikasi pita lebar semakin menjadi kebutuhan, terutama ketika perangkat mobile broadband mulai membanjiri pasar. Namun, kehadiran gadget-gadget pintar itu terasa terlalu cepat sehingga tidak atau belum didukung jaringan yang memadai.
Sepertinya selalu ada kesenjangan penerapan teknologi komunikasi, selalu terlambat. Bahkan, kalau toh sudah ada, penerapannya tidak maksimal. Operator sudah sangat berbangga memiliki sekian ribu BTS, tetapi tidak pernah dijelaskan BTS dengan kualitas seperti apa.
Terminologi seperti broadband, akses unlimited sudah menjadi jargon sehari-hari yang dijual operator saat ini. Terkesan canggih, tetapi bisa berarti tidak bermakna apa-apa karena keluhan berkaitan dengan layanan itu masih banyak muncul di sana-sini.
Hadirnya ponsel-ponsel canggih (smartphone) menjadi tidak ada artinya ketika koneksi broadband tidak bisa diandalkan. Barang canggih itu hanya berfungsi seperti ponsel biasa, sekadar komunikasi suara dan SMS, selebihnya fitur yang tidak memerlukan jaringan.
Hal ini menjadi semakin terasa ketika mulai muncul iPhone, terlebih lagi ponsel canggih berbasis Android dalam setahun ini. Meski berfitur canggih, ya tetap saja terlihat ”dungu” dengan koneksi broadband yang tersendat-sendat.
Bisa jadi ini karena sampai sekarang operator masih melihat koneksi suara sebagai primadona sehingga koneksi data masih tetap nomor dua. Selain luasnya negeri ini juga merupakan kendala, apalagi daya beli masyarakat juga masih rendah.
Walaupun vendor jaringan Ericsson akhir tahun lalu menemukan bahwa lalu lintas data sudah melebihi suara di tingkat global. Trafik itu meningkat 280 persen tiap tahun selama dua tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada lima tahun ke depan.
Akankah perubahan seperti ini juga akan terjadi di negeri ini?
Korelasi
Sebuah studi yang dibuat Ericsson belum lama ini memperlihatkan adanya korelasi yang positif antara pengembangan penetrasi broadband dan tambahan pertumbuhan GDP, termasuk terciptanya pekerjaan baru. Misalnya seperti setiap penambahan 1.000 pengguna broadband akan menciptakan sekitar 80 pekerjaan baru.
Mats Otterstedt, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, beberapa waktu lalu mengungkapkan, ”Indonesia memiliki potensi pertumbuhan di bidang mobile broadband yang menakjubkan. Sebagai negara keempat dengan populasi terbesar, Indonesia merupakan pasar besar dengan permintaan akan layanan telekomunikasi yang besar pula.”
Raksasa jaringan dari Swedia itu melihat pertumbuhan mobile broadband di Indonesia seiring dengan pertumbuhan indikator sosial ekonomi negara. Mobile broadband telah berkembang menjadi syarat utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan koneksi internet.
Pada kesempatan yang berbeda, pihak GSMA (Asosiasi GSM) pada Selasa (16/11/2010) mengungkapkan hasil riset independen yang menekankan pada dampak positif alokasi spektrum frekuensi untuk komunikasi bergerak di Asia Pasifik. Laporan yang dibuat GSMA dan Boston Consulting Group itu tentang alokasi pada pita frekuensi 700 MHz untuk komunikasi broadband.
Apabila pihak pemerintah di kawasan Asia Pasifik mengalokasikan frekuensi itu untuk komunikasi bergerak, maka akan memberikan keuntungan ekonomis dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan jika hanya digunakan untuk layanan seperti siaran. Sepertinya harmonisasi pita frekuensi 700 MHz ini memberi isyarat bagi masuknya teknologi Long Term Evolution (LTE), sebuah teknologi komunikasi yang saat ini bisa disebut para-generasi keempat (4G).
Riset itu memperlihatkan, alokasi pita 700 MHz untuk LTE akan meningkatkan jumlah pelanggan internet di Indonesia sampai 22 persen, Korea hingga 14 persen, India 21 persen, dan Malaysia 23 persen. Di negeri ini akan bertambah 9,7 juta pelanggan internet hingga tahun 2020.
Barangkali hal ini juga akan memberi jalan pada teknologi LTE di Indonesia untuk membuka kemacetan broadband. Akan tetapi, lalu muncul pertanyaan lain, bagaimana dengan WiMAX, teknologi pra-4G yang bahkan sudah mulai menjalankan aktivitas pembangunan infrastrukturnya?
Koneksi broadband atau jaringan telekomunikasi pita lebar semakin menjadi kebutuhan, terutama ketika perangkat mobile broadband mulai membanjiri pasar. Namun, kehadiran gadget-gadget pintar itu terasa terlalu cepat sehingga tidak atau belum didukung jaringan yang memadai.
Sepertinya selalu ada kesenjangan penerapan teknologi komunikasi, selalu terlambat. Bahkan, kalau toh sudah ada, penerapannya tidak maksimal. Operator sudah sangat berbangga memiliki sekian ribu BTS, tetapi tidak pernah dijelaskan BTS dengan kualitas seperti apa.
Terminologi seperti broadband, akses unlimited sudah menjadi jargon sehari-hari yang dijual operator saat ini. Terkesan canggih, tetapi bisa berarti tidak bermakna apa-apa karena keluhan berkaitan dengan layanan itu masih banyak muncul di sana-sini.
Hadirnya ponsel-ponsel canggih (smartphone) menjadi tidak ada artinya ketika koneksi broadband tidak bisa diandalkan. Barang canggih itu hanya berfungsi seperti ponsel biasa, sekadar komunikasi suara dan SMS, selebihnya fitur yang tidak memerlukan jaringan.
Hal ini menjadi semakin terasa ketika mulai muncul iPhone, terlebih lagi ponsel canggih berbasis Android dalam setahun ini. Meski berfitur canggih, ya tetap saja terlihat ”dungu” dengan koneksi broadband yang tersendat-sendat.
Bisa jadi ini karena sampai sekarang operator masih melihat koneksi suara sebagai primadona sehingga koneksi data masih tetap nomor dua. Selain luasnya negeri ini juga merupakan kendala, apalagi daya beli masyarakat juga masih rendah.
Walaupun vendor jaringan Ericsson akhir tahun lalu menemukan bahwa lalu lintas data sudah melebihi suara di tingkat global. Trafik itu meningkat 280 persen tiap tahun selama dua tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada lima tahun ke depan.
Akankah perubahan seperti ini juga akan terjadi di negeri ini?
Korelasi
Sebuah studi yang dibuat Ericsson belum lama ini memperlihatkan adanya korelasi yang positif antara pengembangan penetrasi broadband dan tambahan pertumbuhan GDP, termasuk terciptanya pekerjaan baru. Misalnya seperti setiap penambahan 1.000 pengguna broadband akan menciptakan sekitar 80 pekerjaan baru.
Mats Otterstedt, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, beberapa waktu lalu mengungkapkan, ”Indonesia memiliki potensi pertumbuhan di bidang mobile broadband yang menakjubkan. Sebagai negara keempat dengan populasi terbesar, Indonesia merupakan pasar besar dengan permintaan akan layanan telekomunikasi yang besar pula.”
Raksasa jaringan dari Swedia itu melihat pertumbuhan mobile broadband di Indonesia seiring dengan pertumbuhan indikator sosial ekonomi negara. Mobile broadband telah berkembang menjadi syarat utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan koneksi internet.
Pada kesempatan yang berbeda, pihak GSMA (Asosiasi GSM) pada Selasa (16/11/2010) mengungkapkan hasil riset independen yang menekankan pada dampak positif alokasi spektrum frekuensi untuk komunikasi bergerak di Asia Pasifik. Laporan yang dibuat GSMA dan Boston Consulting Group itu tentang alokasi pada pita frekuensi 700 MHz untuk komunikasi broadband.
Apabila pihak pemerintah di kawasan Asia Pasifik mengalokasikan frekuensi itu untuk komunikasi bergerak, maka akan memberikan keuntungan ekonomis dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan jika hanya digunakan untuk layanan seperti siaran. Sepertinya harmonisasi pita frekuensi 700 MHz ini memberi isyarat bagi masuknya teknologi Long Term Evolution (LTE), sebuah teknologi komunikasi yang saat ini bisa disebut para-generasi keempat (4G).
Riset itu memperlihatkan, alokasi pita 700 MHz untuk LTE akan meningkatkan jumlah pelanggan internet di Indonesia sampai 22 persen, Korea hingga 14 persen, India 21 persen, dan Malaysia 23 persen. Di negeri ini akan bertambah 9,7 juta pelanggan internet hingga tahun 2020.
Barangkali hal ini juga akan memberi jalan pada teknologi LTE di Indonesia untuk membuka kemacetan broadband. Akan tetapi, lalu muncul pertanyaan lain, bagaimana dengan WiMAX, teknologi pra-4G yang bahkan sudah mulai menjalankan aktivitas pembangunan infrastrukturnya?
TUKANG OJEGPUN KECEWA BAMBANG KALAH
RADAR JAMBI: TONI.S
Senja redup cukup menggambarkan kekecewaan wajah Muhammad Rosyid, pendukung Bambang Widjojanto yang gagal menjadi ketua KPK setelah kalah voting oleh Busyro Muqoddas di Komisi III DPR RI, Kamis (25/11/2010).
Rosyid sangat ingin Bambang menjadi Ketua KPK dan mengharumkan namanya di Kampung Bojong Lio, Depok, Jawa Barat.Rosyid-lah yang mendorong dan mengantar mengurus surat-surat perlengkapan untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi pimpinana KPK di hari terakhir. Ia memang sangat dekat dengan Bambang.
Ketika Tribunnews.com menyambangi kampung halaman Bambang, saat itu terdengar kumandang adzan Asyar dari masjid An Nur tak jauh dari rumah Rosyid. Rosyid masih terus mengikuti tayangan televisi yang menyiarkan penghitungan suara usai voting.
Voting di Komisi III DPR RI yang digelar Kamis sore itu tampak di berita berbaris, skor menunjukkan 38 lawan 20, dan satu abstain. Ia tak menyangka hasil akhirnya jauh dari yang diharapkan. Mungkin, angka itu juga yang tak diharapkan warga. Jagoan Rosyid, juga jagoan warga lainnya mendapat skor 20.
"Sempat kaget juga. Kalau dibilang sedih, ya saya sedih. Kampung ini adalah kampung kelahiran saya. Ternyata ada orang hebat seperti ini. Kalau harapan saya, Pak Bambang jadi," ujar Rosyid menceritakan profil jagoannya, Kamis (25/11/2010).
I sebetulnya yakin jagoannya bakal menang Karena sejak Rabu (24/11/2010) malam, ambang lihai membalikkan serangan pertanyaan pedas dari puluhan senator komisi hukum Senayan.
Rosyid sempat harap-harap cemas jika memang jagoannya menang. Belenggu protokoler kenegaraan tak memungkinkan lagi dia menemani jagoannya. Dampak lebih besar lagi, tentu saja pemasukannya berkurang sebagai tukang ojek.
Awal pertemuan Rosyid terjadi ketika sang jagoan pindah dari tanah Papua tahun 1995, membeli tanah kampung, membangun rumah dan menetap sebagai warga Bojong Lio. Rosyid mengenalnya sebagai aktivis LSM urusan hukum.
Bisa dibilang, Rosyid adalah warga yang cukup dekat dengan Bambang. Menjelang detik-detik terakhir penutupan pendaftaran calon Ketua KPK, Rosyid mungkin orang paling sibuk. Ia mengantar Bambang mengurus surat-surat yang dibutuhkan.
Termasuk saat Rosyid mengurus pengantar SKCK untuk Bambang. Dengan sepeda motor bebeknya, Rosyid membawa Bambang ke kelurahan. Tapi si empunya gawe memilih di luar kantor, tak ikut mengurus. Akhirnya Rosyid diberi amanat membawa dokumen, dan meminta dibuatkan SKCK.
Si petugas kebingungan, gerangan apa sampai si empunya dokumen meminta SKCK. Sebagai pembawa pesan, Rosyid keluar kantor dan menanyakan untuk apa SKCK tersebut. "Bilang saja untuk melamar," titah Bambang kepada Rosyid.
Masuk kembali menghadap petugas, Rosyid percaya diri, dan mengatakan bahwa SKCK yang dibutuhkannya untuk melamar. "Melamar apa?" tanya petugas. Belum digubris permintaannya, Rosyid keluar lagi menghadap Bambang. Bambang jujur, "Sudah bilang saja KPK."
Setelah tahu Rosyid membawa pesan siapa, si petugas menghubungi Pak Lurah. Akhirnya Bambang dipanggil masuk ke dalam dan berbicara dengan Pak Lurah. Sementara tugas Rosyid selesai, dan menunggu Bambang di luar.
Sejak itu Rosyid baru tahu kalau Bambang, orang yang selalu memakai jasanya sebagai pengojek mau melamar Ketua KPK, pengganti Antasari Azhar. Rosyid tetap memastikan, "Bapak mau ngelamar, Pak?" "Iseng-iseng lah," jawab Bambang.
Bagi Rosyid, Bambang bukanlah orang yang suka protokoler. Hal itu ia ketahui juga dari Sari Indra Dewi, istri Bambang. Dari cerita Rosyid, Dewi sempat mengeluh, takut kalau suaminya jadi Ketua KPK, kebiasaannya selama ini turut berubah, termasuk naik ojek, memakai jasa kereta api ke kantornya di bilangan Jakarta Selatan.
"Sebenarnya aku enggak mau kehilangan kebiasaan sehari-hari. Dia aktif di masjid ini, kalau dia di rumah shalat di masjid. Dia enggak mau kehilangan kebiasaan suaminya kalau di tempat baru," cerita Rosyid.
Bakal berhadapan dengan urusan protokoler, sontak membuat Rosyid bertanya kepada Bambang.
"Pak kalau sudah jadi Ketua KPK, saya enggak dibutuhin lagi dong, Pak?"
Bambang, katanya, kaget dan balik bertanya. "Kenapa begitu?" Jawaban Bambang cukup membuatnya lega. Karena yang pasti, ojeknya masih tetap dinaiki Bambang.
Secara blak-blakan, Rosyid mengakui Bambang memang bukan tipe pengguna jasa ojek langganan. Katanya, tak mau terikat. Namun, seringkali Bambang menggunakan jasanya pada jam-jam khusus, termasuk mengantar anak Bambang ke sekolah.
Rute Rasyid memang panjang. Pernah mengantar Bambang ke Kuningan, Jakarta Selatan. Jika mendadak harus keluar kota lewat bandara, Rosyid tak segan mengantar Bambang pukul 03.00 Wib ke Cibubur, selanjutnya Bambang naik taksi ke Bandara Soekarno-Hatta.
Tapi jika Rosyid menarik penumpang lain, Bambang memakai jasa pengojek lainnya. Ia tak pilih-pilih, tapi sering memakai Rosyid ketimbang pengojek lainnya. Selama perjalanan, jarang ada komunikasi. "Ya mungkin Pak Bambang kalau naik selalu baca doa dulu," katanya.
Lebih sering, Rosyid mengantar ke stasiun Depok Lama. Tak tentu waktunya, tapi antara pukul 09.00 Wib-10.00 Wib. Tergantung jadwal sidang Mahkamah Konstitusi, tempat Bambang selaku advisornya.
Menariknya, ketika ingin menjalani uji kepatutan dan kelayakan Ketua KPK di Senayan, Bambang sudah siap dengan stelan jas biru keabu-abuan, meminta diantar pakai ojek.
Sang istri menggerutu, "Masa pakai jas naik kereta." Akhirnya, Dewi mengeluarkan mobil dan membawa Bambang ke DPR.
Senja redup cukup menggambarkan kekecewaan wajah Muhammad Rosyid, pendukung Bambang Widjojanto yang gagal menjadi ketua KPK setelah kalah voting oleh Busyro Muqoddas di Komisi III DPR RI, Kamis (25/11/2010).
Rosyid sangat ingin Bambang menjadi Ketua KPK dan mengharumkan namanya di Kampung Bojong Lio, Depok, Jawa Barat.Rosyid-lah yang mendorong dan mengantar mengurus surat-surat perlengkapan untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi pimpinana KPK di hari terakhir. Ia memang sangat dekat dengan Bambang.
Ketika Tribunnews.com menyambangi kampung halaman Bambang, saat itu terdengar kumandang adzan Asyar dari masjid An Nur tak jauh dari rumah Rosyid. Rosyid masih terus mengikuti tayangan televisi yang menyiarkan penghitungan suara usai voting.
Voting di Komisi III DPR RI yang digelar Kamis sore itu tampak di berita berbaris, skor menunjukkan 38 lawan 20, dan satu abstain. Ia tak menyangka hasil akhirnya jauh dari yang diharapkan. Mungkin, angka itu juga yang tak diharapkan warga. Jagoan Rosyid, juga jagoan warga lainnya mendapat skor 20.
"Sempat kaget juga. Kalau dibilang sedih, ya saya sedih. Kampung ini adalah kampung kelahiran saya. Ternyata ada orang hebat seperti ini. Kalau harapan saya, Pak Bambang jadi," ujar Rosyid menceritakan profil jagoannya, Kamis (25/11/2010).
I sebetulnya yakin jagoannya bakal menang Karena sejak Rabu (24/11/2010) malam, ambang lihai membalikkan serangan pertanyaan pedas dari puluhan senator komisi hukum Senayan.
Rosyid sempat harap-harap cemas jika memang jagoannya menang. Belenggu protokoler kenegaraan tak memungkinkan lagi dia menemani jagoannya. Dampak lebih besar lagi, tentu saja pemasukannya berkurang sebagai tukang ojek.
Awal pertemuan Rosyid terjadi ketika sang jagoan pindah dari tanah Papua tahun 1995, membeli tanah kampung, membangun rumah dan menetap sebagai warga Bojong Lio. Rosyid mengenalnya sebagai aktivis LSM urusan hukum.
Bisa dibilang, Rosyid adalah warga yang cukup dekat dengan Bambang. Menjelang detik-detik terakhir penutupan pendaftaran calon Ketua KPK, Rosyid mungkin orang paling sibuk. Ia mengantar Bambang mengurus surat-surat yang dibutuhkan.
Termasuk saat Rosyid mengurus pengantar SKCK untuk Bambang. Dengan sepeda motor bebeknya, Rosyid membawa Bambang ke kelurahan. Tapi si empunya gawe memilih di luar kantor, tak ikut mengurus. Akhirnya Rosyid diberi amanat membawa dokumen, dan meminta dibuatkan SKCK.
Si petugas kebingungan, gerangan apa sampai si empunya dokumen meminta SKCK. Sebagai pembawa pesan, Rosyid keluar kantor dan menanyakan untuk apa SKCK tersebut. "Bilang saja untuk melamar," titah Bambang kepada Rosyid.
Masuk kembali menghadap petugas, Rosyid percaya diri, dan mengatakan bahwa SKCK yang dibutuhkannya untuk melamar. "Melamar apa?" tanya petugas. Belum digubris permintaannya, Rosyid keluar lagi menghadap Bambang. Bambang jujur, "Sudah bilang saja KPK."
Setelah tahu Rosyid membawa pesan siapa, si petugas menghubungi Pak Lurah. Akhirnya Bambang dipanggil masuk ke dalam dan berbicara dengan Pak Lurah. Sementara tugas Rosyid selesai, dan menunggu Bambang di luar.
Sejak itu Rosyid baru tahu kalau Bambang, orang yang selalu memakai jasanya sebagai pengojek mau melamar Ketua KPK, pengganti Antasari Azhar. Rosyid tetap memastikan, "Bapak mau ngelamar, Pak?" "Iseng-iseng lah," jawab Bambang.
Bagi Rosyid, Bambang bukanlah orang yang suka protokoler. Hal itu ia ketahui juga dari Sari Indra Dewi, istri Bambang. Dari cerita Rosyid, Dewi sempat mengeluh, takut kalau suaminya jadi Ketua KPK, kebiasaannya selama ini turut berubah, termasuk naik ojek, memakai jasa kereta api ke kantornya di bilangan Jakarta Selatan.
"Sebenarnya aku enggak mau kehilangan kebiasaan sehari-hari. Dia aktif di masjid ini, kalau dia di rumah shalat di masjid. Dia enggak mau kehilangan kebiasaan suaminya kalau di tempat baru," cerita Rosyid.
Bakal berhadapan dengan urusan protokoler, sontak membuat Rosyid bertanya kepada Bambang.
"Pak kalau sudah jadi Ketua KPK, saya enggak dibutuhin lagi dong, Pak?"
Bambang, katanya, kaget dan balik bertanya. "Kenapa begitu?" Jawaban Bambang cukup membuatnya lega. Karena yang pasti, ojeknya masih tetap dinaiki Bambang.
Secara blak-blakan, Rosyid mengakui Bambang memang bukan tipe pengguna jasa ojek langganan. Katanya, tak mau terikat. Namun, seringkali Bambang menggunakan jasanya pada jam-jam khusus, termasuk mengantar anak Bambang ke sekolah.
Rute Rasyid memang panjang. Pernah mengantar Bambang ke Kuningan, Jakarta Selatan. Jika mendadak harus keluar kota lewat bandara, Rosyid tak segan mengantar Bambang pukul 03.00 Wib ke Cibubur, selanjutnya Bambang naik taksi ke Bandara Soekarno-Hatta.
Tapi jika Rosyid menarik penumpang lain, Bambang memakai jasa pengojek lainnya. Ia tak pilih-pilih, tapi sering memakai Rosyid ketimbang pengojek lainnya. Selama perjalanan, jarang ada komunikasi. "Ya mungkin Pak Bambang kalau naik selalu baca doa dulu," katanya.
Lebih sering, Rosyid mengantar ke stasiun Depok Lama. Tak tentu waktunya, tapi antara pukul 09.00 Wib-10.00 Wib. Tergantung jadwal sidang Mahkamah Konstitusi, tempat Bambang selaku advisornya.
Menariknya, ketika ingin menjalani uji kepatutan dan kelayakan Ketua KPK di Senayan, Bambang sudah siap dengan stelan jas biru keabu-abuan, meminta diantar pakai ojek.
Sang istri menggerutu, "Masa pakai jas naik kereta." Akhirnya, Dewi mengeluarkan mobil dan membawa Bambang ke DPR.
Kamis, 25 November 2010
PRESIDEN BERI PERINGATAN KEPADA MENTRI YANG LAMBAN KINERJA NYA
RADAR JAMBI: TONI.S
Kamis, 25 November 2010 | 22:12 WIB
MASAALAH RESUFFLE HANYA PRESIDEN YANG TAHU
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
JAKARTA,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai ada sejumlah tugas yang diinstruksikan kepada sejumlah menteri hingga kini belum diselesaikan pada waktunya. Oleh sebab itu, Presiden Yudhoyono mengingatkan agar tugas-tugas tersebut bisa segera diselesaikan.
Saya menilai tugas yang harusnya bisa diselesaikan segera, saya harapkan bisa dituntaskan pada waktunya.
"Saya menilai tugas yang harusnya bisa diselesaikan segera, saya harapkan bisa dituntaskan pada waktunya. Misalnya, saya meminta supaya dipersiapkan rancangan Instruksi Presiden (Inpres) tentang penghematan biaya di APBN dan APBD, seperti yang saya minta waktu Sidang Kabinet di Bogor, tanggal 21 Oktober lalu," ungkap Presiden saat memberikan pengarahan sebelum dimulainya Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (25/11/2010).
Sidang Kabinet itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, seluruh menteri dan staf khusus Presiden serta pejabat lainnya.
Menurut Presiden rancangan Inpres itu penting bagi pelaksanaan penghematan dan efisiensi anggaran yang mulai dijalankan dari sekarang ini. "Tolong ini segera diselesaikan oleh menteri dan pejabat terkait lainnya," pinta Presiden lagi, tanpa merinci menteri dan pejabat yang dimaksud menangani inpres tersebut.
Meskipun belum ada rancangan Inpresnya, Presiden menambahkan, Sekretariat Negara dan Rumah Tangga (Rumga) Kepresidenan telah melakukan perhitungan anggaran kembali sehingga diperoleh penghematan sampai 11 persen atau senilai Rp 200 miliar pada alokasi anggaran Setneg dan Rumga Kepresidenan.
Inpres Bencana Alam juga Lambat
Selanjutnya, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan kembali rancangan inpres untuk mengantisipasi dan pengelolaan bencana alam yang lebih efektif lagi di masa datang. "Inspres ini saya sampai kan saat kunjungan kerja saya ke Kepulauan Mentawai pada tanggal 28 Oktober lalu setelah terjadinya gempa bumi dan disusul tsunami," lanjut Presiden.
Presiden mengatakan, pihaknya juga meminta supaya rancangan peraturan presiden (perpres) tentang pembentukan Komisi Kepolisian Negara (Kompolnas) dan Komisi Kejaksaan. "Diharapkan, penyelesaian perpres tersebut pada Desember depan. Sebab, dalam waktu dekat ini, saya akan memilih dan melantik ketua dan anggota kedua komisi tersebut," harap Presiden lagi.
Pada bagian lain, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan kepada jajarannya untuk mempersiapkan rencana induk untuk peningkatan dan perluasan pembangunan ekonomi, termasuk pembentukan zona ekonomi dan kluster industri. "Saya ingin Januari depan, rencana induk itu sudah bisa diselesaikan," harap Presiden lagi.
Dimintai komentarnya terhadap keterlambatan tugas yang dikerjakan sejumlah menteri, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menepis bahwa hal itu terkait dengan rencana pergantian kabinet yang akan dilakukan Presiden Yudhoyono. "Presiden, hanya mengingatkan, dalam konteks, agar menteri mengerjakan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Soal reshufflle , itu Presiden yang mengetahuinya," kata Julian.
Kamis, 25 November 2010 | 22:12 WIB
MASAALAH RESUFFLE HANYA PRESIDEN YANG TAHU
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
JAKARTA,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai ada sejumlah tugas yang diinstruksikan kepada sejumlah menteri hingga kini belum diselesaikan pada waktunya. Oleh sebab itu, Presiden Yudhoyono mengingatkan agar tugas-tugas tersebut bisa segera diselesaikan.
Saya menilai tugas yang harusnya bisa diselesaikan segera, saya harapkan bisa dituntaskan pada waktunya.
"Saya menilai tugas yang harusnya bisa diselesaikan segera, saya harapkan bisa dituntaskan pada waktunya. Misalnya, saya meminta supaya dipersiapkan rancangan Instruksi Presiden (Inpres) tentang penghematan biaya di APBN dan APBD, seperti yang saya minta waktu Sidang Kabinet di Bogor, tanggal 21 Oktober lalu," ungkap Presiden saat memberikan pengarahan sebelum dimulainya Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (25/11/2010).
Sidang Kabinet itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, seluruh menteri dan staf khusus Presiden serta pejabat lainnya.
Menurut Presiden rancangan Inpres itu penting bagi pelaksanaan penghematan dan efisiensi anggaran yang mulai dijalankan dari sekarang ini. "Tolong ini segera diselesaikan oleh menteri dan pejabat terkait lainnya," pinta Presiden lagi, tanpa merinci menteri dan pejabat yang dimaksud menangani inpres tersebut.
Meskipun belum ada rancangan Inpresnya, Presiden menambahkan, Sekretariat Negara dan Rumah Tangga (Rumga) Kepresidenan telah melakukan perhitungan anggaran kembali sehingga diperoleh penghematan sampai 11 persen atau senilai Rp 200 miliar pada alokasi anggaran Setneg dan Rumga Kepresidenan.
Inpres Bencana Alam juga Lambat
Selanjutnya, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan kembali rancangan inpres untuk mengantisipasi dan pengelolaan bencana alam yang lebih efektif lagi di masa datang. "Inspres ini saya sampai kan saat kunjungan kerja saya ke Kepulauan Mentawai pada tanggal 28 Oktober lalu setelah terjadinya gempa bumi dan disusul tsunami," lanjut Presiden.
Presiden mengatakan, pihaknya juga meminta supaya rancangan peraturan presiden (perpres) tentang pembentukan Komisi Kepolisian Negara (Kompolnas) dan Komisi Kejaksaan. "Diharapkan, penyelesaian perpres tersebut pada Desember depan. Sebab, dalam waktu dekat ini, saya akan memilih dan melantik ketua dan anggota kedua komisi tersebut," harap Presiden lagi.
Pada bagian lain, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan kepada jajarannya untuk mempersiapkan rencana induk untuk peningkatan dan perluasan pembangunan ekonomi, termasuk pembentukan zona ekonomi dan kluster industri. "Saya ingin Januari depan, rencana induk itu sudah bisa diselesaikan," harap Presiden lagi.
Dimintai komentarnya terhadap keterlambatan tugas yang dikerjakan sejumlah menteri, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menepis bahwa hal itu terkait dengan rencana pergantian kabinet yang akan dilakukan Presiden Yudhoyono. "Presiden, hanya mengingatkan, dalam konteks, agar menteri mengerjakan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Soal reshufflle , itu Presiden yang mengetahuinya," kata Julian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar