POWER BALANCE BAGI YANG TAK PUAS SILAHKAN DI KEMBALIKAN
RADAR JAMBI:TONI.S
Produsen gelang karet berhologram Power Balance meminta konsumen yang tidak merasakan manfaat positif dari produk tersebut mengembalikan produknya dalam jangka waktu 30 hari sejak produk itu dibeli.
"Jika tidak memberikan hasil yang positif, silakan dikembalikan. Kami siap menerimanya asalkan produk yang dibeli asli dan bukti pembeliannya masih ada," kata Matteo Marchesi dari Power Balance South East Asia kepada media di Jakarta, Rabu (12/1/2011).
Setiap produk Power Balance yang asli, lanjutnya, memiliki jaminan uang kembali dalam 30 hari jika ternyata konsumen tidak mendapatkan manfaat positif.
Dalam klaimnya, gelang karet yang populer dipakai para atlet itu disebut akan membuat pemakainya lebih fokus, seimbang, dan fleksibel.
"Setiap orang adalah unik dan berbeda. Kami tidak bisa menjamin gelang ini memiliki hasil yang sama pada setiap orang. Namun, jika konsumen kami kecewa dengan produk kami, silakan kembalikan," paparnya.
Ia mengatakan, sejauh ini konsumen yang mengembalikan produk Power Balance kurang dari 1 persen di seluruh dunia. "Itu membuktikan kepuasan konsumen kami," katanya.
Produsen gelang karet berhologram Power Balance meminta konsumen yang tidak merasakan manfaat positif dari produk tersebut mengembalikan produknya dalam jangka waktu 30 hari sejak produk itu dibeli.
"Jika tidak memberikan hasil yang positif, silakan dikembalikan. Kami siap menerimanya asalkan produk yang dibeli asli dan bukti pembeliannya masih ada," kata Matteo Marchesi dari Power Balance South East Asia kepada media di Jakarta, Rabu (12/1/2011).
Setiap produk Power Balance yang asli, lanjutnya, memiliki jaminan uang kembali dalam 30 hari jika ternyata konsumen tidak mendapatkan manfaat positif.
Dalam klaimnya, gelang karet yang populer dipakai para atlet itu disebut akan membuat pemakainya lebih fokus, seimbang, dan fleksibel.
"Setiap orang adalah unik dan berbeda. Kami tidak bisa menjamin gelang ini memiliki hasil yang sama pada setiap orang. Namun, jika konsumen kami kecewa dengan produk kami, silakan kembalikan," paparnya.
Ia mengatakan, sejauh ini konsumen yang mengembalikan produk Power Balance kurang dari 1 persen di seluruh dunia. "Itu membuktikan kepuasan konsumen kami," katanya.
HACKER IDOLA ATAU ?
RADAR JAMBI:TONI.S
Kau punya pesbuk? Kau bisa membobol pesbuk? Atau, pesbukmu pernah diberantakin sama hacker yang dari mulutnya keluar bom? Kusarankan agar kau hati-hati detik ini juga! Jangan sampai bom itu membuat namamu mati, padahal kau belum pernah meledakkan jejaring sosial dengan kata-kata yang sama sekali tidak terpelajar.
Tadinya aku sungguh-sungguh nggak mau repot bikin notes atau posting di blog. Berhubung kebetulan hari ini ngecek email yang masuk, kesalku kembali menguap. Hujatan mereka tentang statusku masih membekas di email : hazzuka@yahoo.com.
Aku meminta kalian memeriksa kejadian-kejadian sebelumnya.
14 Oktober 2010. Di kala petang, setelah lama nggak online, aku memang online di labkom1, barisan terdepan, ketiga dari kanan. Dengan operating system u-buntu, kudownload logo DaVinci buat bikin bendera parade. Setelah itu.. offline. Restart. Nge-print logo lewat Windows. Matikan komputer. Hanya itu. Dengar-dengar u-buntu tidak ada history-nya. Apakah itu dugaan pertama kalau aku ceroboh mainin komputer?
Hari itu. 15 Oktober 2010. Aku belajar seperti biasa di kelas. Makan siang di kelas. Baru keluar kelas kalo ada cowok cakep yang lewat (dzig! eh boong ini mah). Siang hari setelah dzuhur, pulang ke rumah kost. Tumben banget kan SMANSA ngebolehin pulang jam segini? Tadinya sih aku pengen tidur ampe beduk ashar atau malah nggak kebangun-bangun.. abisnya capek gila ngadepin musim UTS :’( Tapi, alangkah tidak beruntungnya aku.. tidur cuma setengah jam! Sementara temanku, Desty Ayuningtyas, barangkali sudah mimpi Menatap Punggung Muhammad.
Beberapa waktu berikutnya, ketua ekskul DaVinci menelepon lewat hp temanku. Aku disuruh ikut latihan parade untuk memeriahkan Grand Opening HUT SMANSA yang ke 51. Jadilah aku kembali ke sekolah. Iyaakkkss. Siapa bilang SMANSA ngebolehin pulang jam segini??
Formasi diatur. Tiang bendera ekskul sudah ada. Gerak kami lebih mirip perwira robot yang kehabisan baterai, sehingga perlu latihan berulang-ulang. Selepas shalat ashar di Ma’wa aku kembali lagi ke kost-an. Mau ngelanjutin tidurrr.. E he he. Dan, alangkah beruntungnya aku sekarang.. tidur nyenyak ampe maghrib. Nggak baik katanya, tapi nggak apa.
Nah, pukul 19.00 adalah jadwal aku dan Kani Muthmainnah online. Kami maenin laptop, eh notebook, eh laptop (aku gatau kedua benda ini bedanya apa).
Tiba-tiba Kani nyeletuk, “Kartini. Ciee.. kart statusnya aku sayang kamu.”
Sedikit loading, aku baru ngerespon, “Ha?”
“Sayang sama siapa sih, Kart?”
“Apaan sih? Gitu deh kamu sama aku,” geramku sambil melongok ke arah Mozilla firefox.
Tuk. Tak. Tuk. Tak.
Dan meledaklah bom itu di wall profil pesbukku. Ada empat status berbeda (banyak pisan yang ngomentarin dan ngelike di situ). Kesemuanya berbau menjijikan, seolah aku ini wanita nakal, sundal, pelacur. Seolah aku ini membenci ayahku. Seolah aku ini bukan manusia. Tidak mencerminkan bagaimana adanya seorang Kartini. Hal pertama yang meluncur dibenakku adalah keinginan besar untuk mencokel mata Mr.Hacker biadab itu. Tapi, aku kemudian mengurut dada.
“Sabar, Kart!” ujar Kani membuatku keterkejutanku berangsur pulih. Kepala masih mendidih seperti habis berlari dari Sabang sampai Merauke. Sebenarnya aku jengkel setengah mati karena harus mengurusi hal-hal yang tidak penting dalam sepekan terakhir, ditambah ini: namaku kini dicoret dengan tinta merah dari daftar manusia baik di mata facebooker. Mungkin.
Segera saja aku login lewat Google chrome. Ganti status cepat-cepat. Kani yang mengomando, “Remove. Remove. Remove.” Status menjijikan itu terhapus. Selesai? Tidak. Ada beberapa jendela chating, bekas Mr. Hacker menjalankan aksinya (padahal biasanya kotak chat-ku di mode off-in).
Jangan tanya bagaimana kotornya kata-kata itu. Kurasa, lebih menjijikan dari novel Shaman (karya Ayu Utami dengan genre Feminisme Radikal) yang selesai kubaca dua hari yang lalu.
Kau mungkin melihat statusku kemarin. Kau mungkin asyik chating dengan Mr.Hacker. Apa tanggapanmu? Aku bisa mengerti terhadap orang yang tidak mengerti aku. Barangkali mereka illfeel. Dan aku tak mengerti kenapa aku ingin menangis di hadapan orang yang mengerti aku. Barangkali aku terharu. Aku terharu menyadari betapa gigihnya mereka membenarkan perkara itu. Big thanks to Guru paling baik hati (Bu Yania), Kak Rahma yang klarifikasi sana-sini, Trichan sayang, Mba Gieta, Alie, Kak Yona, Kak Evan, Duwix, dan tentu saja teman sekamarku yang kian semangat meski wajah kian pucat (Kani, ketua Ekskul daVinci). Aku baru tahu ternyata di balik banyaknya orang yang tak percaya, banyak juga yang memberikan pengertian. Aku benar-benar ngucapin makasih sama kalian :)
Insyaallah aku kabari lagi kalau ada hal-hal yang mencurigakan. Sebenarnya.. tadi siang, ada orang yang ngarahin kamera ke wajahku selagi aku duduk di dekat parkiran motor. Nggak jelas gitu deh. Aku serasa dibuntuti seorang Nurdin M Top. Mungkin aku yang terlalu curiga atau kegeeran. Entahlah.
Yang jelas, mudah-mudahan Mr. Hacker sadar dan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Aku sedikit lega sehabis menulis ini.
Bacalah. Betapa menderitanya pesbuk karena sikap manusia. Bacalah Catatan Fasha Rouf, penulis muda Komunitas Sastra Cianjur, yang berbicara lebih kompleks tentang lirih air mata seorang pesbuk.
0 komentar
Kau punya pesbuk? Kau bisa membobol pesbuk? Atau, pesbukmu pernah diberantakin sama hacker yang dari mulutnya keluar bom? Kusarankan agar kau hati-hati detik ini juga! Jangan sampai bom itu membuat namamu mati, padahal kau belum pernah meledakkan jejaring sosial dengan kata-kata yang sama sekali tidak terpelajar.
Tadinya aku sungguh-sungguh nggak mau repot bikin notes atau posting di blog. Berhubung kebetulan hari ini ngecek email yang masuk, kesalku kembali menguap. Hujatan mereka tentang statusku masih membekas di email : hazzuka@yahoo.com.
Aku meminta kalian memeriksa kejadian-kejadian sebelumnya.
14 Oktober 2010. Di kala petang, setelah lama nggak online, aku memang online di labkom1, barisan terdepan, ketiga dari kanan. Dengan operating system u-buntu, kudownload logo DaVinci buat bikin bendera parade. Setelah itu.. offline. Restart. Nge-print logo lewat Windows. Matikan komputer. Hanya itu. Dengar-dengar u-buntu tidak ada history-nya. Apakah itu dugaan pertama kalau aku ceroboh mainin komputer?
Hari itu. 15 Oktober 2010. Aku belajar seperti biasa di kelas. Makan siang di kelas. Baru keluar kelas kalo ada cowok cakep yang lewat (dzig! eh boong ini mah). Siang hari setelah dzuhur, pulang ke rumah kost. Tumben banget kan SMANSA ngebolehin pulang jam segini? Tadinya sih aku pengen tidur ampe beduk ashar atau malah nggak kebangun-bangun.. abisnya capek gila ngadepin musim UTS :’( Tapi, alangkah tidak beruntungnya aku.. tidur cuma setengah jam! Sementara temanku, Desty Ayuningtyas, barangkali sudah mimpi Menatap Punggung Muhammad.
Beberapa waktu berikutnya, ketua ekskul DaVinci menelepon lewat hp temanku. Aku disuruh ikut latihan parade untuk memeriahkan Grand Opening HUT SMANSA yang ke 51. Jadilah aku kembali ke sekolah. Iyaakkkss. Siapa bilang SMANSA ngebolehin pulang jam segini??
Formasi diatur. Tiang bendera ekskul sudah ada. Gerak kami lebih mirip perwira robot yang kehabisan baterai, sehingga perlu latihan berulang-ulang. Selepas shalat ashar di Ma’wa aku kembali lagi ke kost-an. Mau ngelanjutin tidurrr.. E he he. Dan, alangkah beruntungnya aku sekarang.. tidur nyenyak ampe maghrib. Nggak baik katanya, tapi nggak apa.
Nah, pukul 19.00 adalah jadwal aku dan Kani Muthmainnah online. Kami maenin laptop, eh notebook, eh laptop (aku gatau kedua benda ini bedanya apa).
Tiba-tiba Kani nyeletuk, “Kartini. Ciee.. kart statusnya aku sayang kamu.”
Sedikit loading, aku baru ngerespon, “Ha?”
“Sayang sama siapa sih, Kart?”
“Apaan sih? Gitu deh kamu sama aku,” geramku sambil melongok ke arah Mozilla firefox.
Tuk. Tak. Tuk. Tak.
Dan meledaklah bom itu di wall profil pesbukku. Ada empat status berbeda (banyak pisan yang ngomentarin dan ngelike di situ). Kesemuanya berbau menjijikan, seolah aku ini wanita nakal, sundal, pelacur. Seolah aku ini membenci ayahku. Seolah aku ini bukan manusia. Tidak mencerminkan bagaimana adanya seorang Kartini. Hal pertama yang meluncur dibenakku adalah keinginan besar untuk mencokel mata Mr.Hacker biadab itu. Tapi, aku kemudian mengurut dada.
“Sabar, Kart!” ujar Kani membuatku keterkejutanku berangsur pulih. Kepala masih mendidih seperti habis berlari dari Sabang sampai Merauke. Sebenarnya aku jengkel setengah mati karena harus mengurusi hal-hal yang tidak penting dalam sepekan terakhir, ditambah ini: namaku kini dicoret dengan tinta merah dari daftar manusia baik di mata facebooker. Mungkin.
Segera saja aku login lewat Google chrome. Ganti status cepat-cepat. Kani yang mengomando, “Remove. Remove. Remove.” Status menjijikan itu terhapus. Selesai? Tidak. Ada beberapa jendela chating, bekas Mr. Hacker menjalankan aksinya (padahal biasanya kotak chat-ku di mode off-in).
Jangan tanya bagaimana kotornya kata-kata itu. Kurasa, lebih menjijikan dari novel Shaman (karya Ayu Utami dengan genre Feminisme Radikal) yang selesai kubaca dua hari yang lalu.
Kau mungkin melihat statusku kemarin. Kau mungkin asyik chating dengan Mr.Hacker. Apa tanggapanmu? Aku bisa mengerti terhadap orang yang tidak mengerti aku. Barangkali mereka illfeel. Dan aku tak mengerti kenapa aku ingin menangis di hadapan orang yang mengerti aku. Barangkali aku terharu. Aku terharu menyadari betapa gigihnya mereka membenarkan perkara itu. Big thanks to Guru paling baik hati (Bu Yania), Kak Rahma yang klarifikasi sana-sini, Trichan sayang, Mba Gieta, Alie, Kak Yona, Kak Evan, Duwix, dan tentu saja teman sekamarku yang kian semangat meski wajah kian pucat (Kani, ketua Ekskul daVinci). Aku baru tahu ternyata di balik banyaknya orang yang tak percaya, banyak juga yang memberikan pengertian. Aku benar-benar ngucapin makasih sama kalian :)
Insyaallah aku kabari lagi kalau ada hal-hal yang mencurigakan. Sebenarnya.. tadi siang, ada orang yang ngarahin kamera ke wajahku selagi aku duduk di dekat parkiran motor. Nggak jelas gitu deh. Aku serasa dibuntuti seorang Nurdin M Top. Mungkin aku yang terlalu curiga atau kegeeran. Entahlah.
Yang jelas, mudah-mudahan Mr. Hacker sadar dan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Aku sedikit lega sehabis menulis ini.
Bacalah. Betapa menderitanya pesbuk karena sikap manusia. Bacalah Catatan Fasha Rouf, penulis muda Komunitas Sastra Cianjur, yang berbicara lebih kompleks tentang lirih air mata seorang pesbuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar