Rabu, 08 Desember 2010

GEREJA DAN AGAMA MARADONNA YANG SUDAH DI ANGGAP TUHAN

News publik :


Agama Maradona
Sepakbola tidak hanya mengundang fanatisme terhadap klub. Hampir di setiap penjuru dunia, lahir fans klub spesifik untuk pemain. Makanya jangan heran ketika mengetik nama David Beckham, Alessandro del Piero atau Ronaldinho kita akan menemukan tidak hanya satu website khusus pemain yang didesain khusus oleh kelompok fans. Di Bandung, Zaenal Arief selain menjadi pencetak gol, mungkin juga pencetak sejarah sebagai pemain Persib pertama yang memiliki fans klub khusus. Arief layak merasa istimewa, karena fans klub membantunya terus mencetak gol untuk Persib.
Sejarah fans pemain mencatatkan puncaknya ketika segelintir pemuja Diego Armando Maradona mendirikan Gereja Maradona, atau dalam bahasa setempat Iglesia Maradoniana. Kabarnya, kini penganut 'agama' Maradona ini telah mencapai angka 15.000 orang di seluruh dunia. Berawal dari sebuah ide di kota Rosario, 30 Oktober 1998, mereka mengukuhkan ajaran ini. Tanggal tersebut pun tentu dianggap sakral karena merupakan kelahiran sang dewa. Perkembangannya pun menjadi kompleks. Mereka memiliki kitab suci, yaitu buku biografi Maradona, dan '10 Perintah Tuhan' ala mereka sendiri. Salah satu perintah tersebut adalah keharusan untuk mencantumkan nama Diego kepada anak-anak mereka.
Belum lengkap dengan dua perangkat tadi, anggota Persudaraan Diego (Diegorian Brothers) ini juga menganggap mereka yang membantu karir Maradona dianggap sebagai orang suci, dan tentunya kebalikannya bagi mereka yang menghujat karir sang Dewa. Iglesia Maradoniana juga mengenal penanggalan sendiri yang dimulai dari tahun 1960, ketika sang legenda lah ir. Jadi, tahun 2007 awal masih masuk dalam 46 AD, After Diego.
Pengkultusan Maradona bukan tanpa sebab. Gol Tangan Tuhan dari Maradona ketika menaklukan Inggris di Piala Dunia 1986, merupakan momen yang dianggap para Diegorian Brothers sebagai hari pentahbisan Maradona menjadi Tuhan, atau dewa. Di Amerika Latin, khususnya Argentina, kemenangan ini memiliki memang memiliki arti yang mendalam. Pertama, Maradona menaklukan Inggris, bangsa yang begitu sombongnya mendeklarasikan diri sebagai asal dari sepakbola. Keangkuhan Inggris ini ditambah panasnya kondisi politik Argentina-Inggris ketika itu. Kedua, Maradona membuktikan bahwa postur tubuh bangsa Amerika Latin yang tidak sebanding dengan Eropa bukan halangan untuk berprestasi. Tubuh mungil Maradona malahan menunjukkan potensi sepakbola yang jauh lebih menarik, tidak sekedar kick and rush ala Inggris . Oya, gol Tangan Tuhan, Hand of God, akhirnya diabadikan menjadi nama kapel tempat ibadah Iglesia Maradoniana.
Nomor punggung 10 milik Maradona-pun dianggap lebih dari sekedar angka belaka. Diego 10's, nomor sepuluh Maradona, jika diutak-atik akan jadi D10S, dios, dalam bahasa Spanyol berarti Tuhan. Terdengar berlebihan memang, ya? Tapi, para penganut Iglesia Maradoniana ini mengaku masih memiliki ketaatan pada agama asli masing-masing. Bagi mereka, agama dengan Tuhan yang asli merupakan bagian dari realitas, sementara Maradona adalah interpretasi dari hati.

sudah tau IGLESIA MAR ADONIANA ? itu adalah gereja MARADONA di Rosario, Argentina.. di argentina MARADONA sudah jadi Tuhan bg para pengikutnya..???? apakah dunia udh kebalikk?? ayo kita intip gerejanya ..
Here is the pict..



ini logo gerejanya mungkin gan..






suasana pernikahan dlm gereja







selain itu mereka jg mempunya 10 perintah tuhan nya sendiri yaitu :
1. Bola tidak boleh kotor, seperti telah diproklamasikan oleh D10S
2. Cinta sepakbola atas segala sesuatu
3. Menyatakan cinta tanpa syarat pada sepak bola
4. Mempertahankan warna dari argentina
5. Menyampaikan kata-kata D10S seluruh dunia
6. Berdoa di kuil-kuil di mana ia berkhotbah dan di mantel suci
7. Jangan menyatakan nama Diego di satu-satunya klub.
8. Ikuti ajaran Gereja Maradonian
9. Biarkan Diego akan nama-Mu, dan menjadi salah satu dari nama anak-anak Anda
10. "No ser cabeza de termo y que no se te la Tortuga melarikan diri." (Artinya, jangan jadikan kepala panas dan simpanlah di dalam celana)

Gema bola piala dunia kembali terdengar. Seluruh mata rakyat dunia tertuju ke satu tempat. Yaitu, Afrika Selatan. Segala persoalan yang sedang mendera, tak dihiraukan lagi. Meskipun itu adalah persoalan yang sebenarnya sangat penting bagi bangsa tersebut. Piala dunia telah dapat membius ribuan pasang mata dari aktivitasnya sehari-hari. Bagi umat Islam ini adalah masalah besar. Karena telah mengalihkan hal yang semestinya dilakukan oleh umat ini, yakni berdakwah dan aktivitas ibadah lainnya, tidak hanya salat, puasa, baca Alquran, dll. Umat telah terperdaya dan masuk ke dalam perangkap yang menjadi agenda kaum Globalis atau lebih dikenal dengan kaum Zionis, yaitu para pewaris ajaran setan Kabbalah.

Hari Minggu (13/6) lalu, meski tidak habis saya baca, Serambi Indonesia sempat menurunkan komentarnya di rubrik Panteue berjudul “‘Tuhan’ Bola”. Dan, di kalimat terakhirnya tertulis, yang kurang lebih, rakyat barat telah menuhankan sepak bola. Dan, hal ini bukanlah hanya sekadar perumpaan, namun, memang nyata adanya.

Penganut Agama “Maradona”

Hal ini pertama sekali bisa kita lihat di Argentina. Para penggemar Diego Maradona, sampai-sampai sangking kagumnya sama pelatih timnas Argentina ini, mereka telah membangun sebuah gereja tempat memuja Maradona laksana tuhan yang sesungguhnya. Nama gereja itu adalah Iglesia Maradonaniana yang didirikan pada tanggal 30 Oktober (tanggal lahir Maradona) 1998. Seperti halnya ajaran agama lainnya, penganut agama Maradona ini sendiri memiliki kitab sucinya sendiri. Yaitu, buku biografi Maradona dan sepuluh perintah “tuhan” Maradona, yang salah satu poinnya berisi perintah untuk mencantumkan nama Diego pada nama anak mereka, yang menganut ajaran ini. Selain itu Iglesia Marado niana juga memiliki sistem penanggalan sendiri yang dimulai tahun 1960, ketika sang legenda lahir. Bahkan nomor punggung Maradona yang sering disebut Diego 1 0’s disulap jadi D10S (baca: Dios), atau jika di dalam bahasa Spanyol berarti Tuhan (Media Umat, 4 Juni 2010).

Logo MU, Simb olisme Mata Satu

Tak hanya sampai disitu juga, dari segi simbol kita bisa melihat, jika begitu banyak simbol setan tertampang di klub- klub bola Eropa. Sebut saja, Manchester United yang berlogo mata satu atau “All Seing-Eye,” seperti yang terdapat di belakang pecahan uang satu dolar Amerika Serikat (AS) dan sebutan MU sebagai “The Red Devil,” Setan Merah. Sebu tan ini juga sering dialamatkan kepada Dajjal si pendusta. Lalu, klub ini juga sempat dimiliki oleh Rupert Murdoch, raja media Yahudi yang menjalankan agenda kaum Globalis. Lalu Chelsea yang juga dimiliki oleh Yahudi tulen asal Rusia, Roman Abramovich. Dan yang uniknya, kedua logo klub ini juga mencantumkan logo setan.

Piala dunia sendiri dimulai setiap tanggal 11 Juni sampai 11 Juli. Nah, di dunia numerology dan Kabbalah, angka 11 memiliki arti tersendiri, yakni mengandung arti yang istimewa. Sehingga tidak mengherankan jika Anton Svandor La Vey, seorang pemuja setan (Satanis) yang mendirikan Gereja Setan di AS mengambil angka 11 ini sebagai jumlah bagi 11 Pasal Setan di Bumi yang ia buat sebagai hukum bagi para penganut ajaran setan di seluruh dunia. Bulan Juni dan Juli sendiri jika diangkakan menjadi 6 dan 7. Jika ditambahkan maka akan diperoleh jumlah 13. Lagi-lagi angka yang diitimewakan di dalam dunia Kabbalah. Meskipun ada juga yang mengatakan jika angka 13 adalah angka sial, karena angka ini adalah yang dipakai di dalam dunia pemujaan terhadap setan. Dan ketika pelaksanaan pertama kali piala dunia, secara kebetulan negara-negara yang mengikuti ajang olahraga ini berjumlah 13 negara. Yaitu, AS, Perancis, Rumania, Belgia, Yugoslavia, Argentina, Chile, Meksiko, Brazil, Bolivia, Uruguay, Peru dan Paraguay. Dan, lagi-lagi secara “kebetulan” piala dunia yang pertama ini dimulai pada tanggal 13. Hmmm…. aneh bukan?

Selain itu, pertandingan bola ini pada das arnya tidak lain dan tidak bukan adalah bukan hanya sekedar sebagai permainan dan hiburan saja. Ini sebenarnya adalah benar-benar sebuah ritual. Seperti yang pe rnah dijelaskan oleh website Isourcecom dan stasiun berita ABC yang meneliti asal mula pertandingan bola, yang ternyata telah dipraktekkan oleh bangsa Pa gan penyembah matahari, bangsa Maya.

Di dunia modern, bola telah menjadi kepuasan batin sendiri oleh kaum kapitalis dan materialis global, para pemuja materi. Bagaimana ajang pertandingan bola ini disulap menjadi ajang mencari duit, yang seringkali menggunakan cara-cara kotor. Contoh kasus saja, piala dunia 2010 ini saja. Mereka telah berhasil mematikan sektor perekonomian rakyat Afrika Selatan. Jika ingin mendapatkan keuntungan secara finansial mereka juga harus mengikuti seluruh syarat yang diajukan oleh FIFA, dan keuntungan yang Af rika Selatan peroleh sangatlah sedikit. Sehingga wajar jika di dalam salah satu media disana menurunkan headline berjudul “Welcome to Republic of FI FA.” Judul ini menggambarkan rasa frustasi warga Afrika Selatan yang merasa badan sepakbola dunia itu terlalu memegang kendali atas apapun yang berkaitan dengan FIFA. Asal diketahui saja, keterlibatan Afrika Selatan menjadi tuan rumah piala dunia ini tidak lebih dari rencana dan lobi Zionis Yahudi ke FIFA.

Di sisi politis, ajang piala dunia ini telah menjadi alat sistematis bagi para Globalis di dalam melumpuhkan rasa persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) umat Islam di dunia, dengan cara membangun fanatisme kebangsaan yang akan terus digalakkan dengan ajang-ajang bola dunia lainnya agar ikatan nasionalisme ini tetap turus tumbuh, karena ia bersifat temporal. Dan hal ini sesuai dengan isi butir-butir rencana busuk Rothschild, bankir Yahudi Talmudian yang ingin menguasai dunia, pada tahun 1773 di Jerman. Salah satu butir konspirasinya berbunyi: “Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat isteria. Saat itu rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan.”

Dan, untuk menutup tulisan ini, kita sebagai umat Islam wajib memehami betul pesan yang disampaikan oleh Imam As-Syathibi berikut ini: “Hiburan, permainan dan bersantai adalah mubah atau boleh asal tidak terdapat suatu perkara yang terlarang. Namun demikian, perbuatan tersebut tercela dan tidak disukai oleh para ulama. Bahkan mereka tidak menyukai seorang lelaki yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya di dunia dan tempat kembalinya di akhirat kelak, karena ia telah menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang tidak mendatangkan suatu hasil (yang bisa didapatkan, pen.) duniawi atau ukhrawi.” Wallahu a’lam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar