Minggu, 22 Agustus 2010

PRINSIP DIRUT BANK MANDIRI YANG BARU PATUT DI PUJI

Zulkifli Zaini dan Agus Martowardojo mungkin dua pribadi dengan kesan dan gaya yang sangat berbeda. Agus, kini Menteri Keuangan, adalah sosok yang terbiasa tampil di depan publik mengingat ia kerap menjadi pemimpin puncak. Sementara Zulkifli lebih terkesan sebagai pekerja keras di belakang layar.

Namun, keduanya memiliki prinsip yang sama dalam mengelola bank, yakni tidak bisa diintervensi untuk kepentingan pemerintah, politisi, ataupun pengusaha yang tidak sesuai dengan tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG).

Keduanya juga memiliki keberanian dan ketegasan yang sama dalam mengejar para debitor pengemplang utang supaya melunasi kewajibannya. Karena itu, banyak pihak optimistis, di bawah kepemimpinan Zulkifli, Bank Mandiri akan terus berkembang.

Fondasi budaya dan kinerja kokoh yang berhasil ditanamkan Agus sebelumnya di Mandiri tidak hanya akan dipertahankan, tetapi juga akan ditingkatkan oleh nakhoda yang baru.

Berikut petikan wawancara Zulkifli dengan Kompas akhir pekan lalu di Jakarta.

Rencana Bank Mandiri ke depan?

Dalam jangka pendek, kami akan meningkatkan fungsi intermediasi dan bisnis Bank Mandiri. Pada saat yang sama, kami juga akan terus meningkatkan service excellent dan tata kelola perusahaan yang baik. Intinya, fondasi yang sudah ditanamkan Agus Martowardojo sebagai Dirut Mandiri sebelumnya akan kami teruskan. Kami menginginkan Bank Mandiri dan semua anak usahanya bisa tumbuh dan berperan aktif dalam mendorong pembangunan negeri. Saat ini momentum yang tepat untuk bertumbuh, mengikuti pertumbuhan ekonomi yang tengah terjadi di Asia.

Bagaimana peran dalam mendorong pembangunan?

Salah satu inisiatif yang kami lakukan adalah mendorong kemajuan di kawasan Timur Indonesia. Jika bank lain banyak membangun cabang di Jawa, Mandiri lebih banyak ekspansi ke luar Jawa, termasuk kawasan Timur Indonesia. Contohnya, kami banyak membangun outlet microbanking di luar Jawa. Tujuannya, agar semakin banyak pelaku usaha mikro yang mendapatkan akses pembiayaan. Ekspansi ke luar Jawa kami tingkatkan karena pertumbuhan ekonomi di luar Jawa kini relatif membaik seiring meningkatnya harga berbagai komoditas.

Terkait pengembangan kawasan Indonesia timur, Bank Mandiri juga menggelar program "Papua Invesment Day" serta "Maluku dan Maluku Utara Investment Day". Melalui event itu, Mandiri mempertemukan investor dengan kepala pemerintah daerah setempat. Setelah event tersebut, banyak investor, yang juga debitor Mandiri, ingin berinvestasi di Papua dan Maluku.

Komitmen Mandiri mengembangkan kredit mikro?

Kami memang tergolong baru dalam mengembangkan bisnis mikro. Namun, sejak tiga tahun lalu, kami sangat intensif. Hingga Juni 2010, kredit mikro mencapai Rp 6 triliun. Kredit mikro untuk kegiatan produktif. Secara umum Mandiri memang lebih mementingkan kredit produktif ketimbang konsumsi. Kami menargetkan kredit mikro bisa tumbuh 35-40 persen per tahun, lebih cepat daripada segmen lain yang kami targetkan 20-22 persen per tahun.

Apakah Mandiri juga membina para pelaku usaha?

Salah satu kegiatan corporate social responsibility (CSR) Bank Mandiri adalah membina wirausaha baru melalui program wirausaha muda Mandiri. Tujuannya, agar kian banyak lulusan perguruan tinggi yang menciptakan lapangan usaha sendiri. Setelah dibina dalam program wirausaha muda Mandiri dan menjadi bankable, kami lalu mendukung mereka dengan kredit mikro. Jika berkembang, mereka bisa menjadi nasabah komersial dan seterusnya.

Terhadap wirausaha muda, kami tak hanya berbicara soal pembiayaan, tetapi juga mendorong mereka menjadi pengusaha yang baik. Kami meminta pengusaha yang telah sukses menularkan ilmunya kepada mereka.

Target Mandiri menjadi salah satu bank terbaik di kawasan Asia Tenggara. Bagaimana?

Setelah transformasi tahap pertama 2005-2009, kami kini melakukan transformasi tahap kedua 2010-2014. Pada akhir 2014, kami menargetkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 225 triliun. Saat ini kapitalisasi pasar Mandiri Rp 124 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, Mandiri akan menjadi perusahaan terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di kawasan. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kredit minimal 22 persen per tahun. Dengan pertumbuhan kredit sebesar itu, Mandiri akan menguasai pangsa pasar pendapatan industri perbankan 16 persen. Adapun saat ini, pangsa pasar pendapatan Mandiri sekitar 12 persen.

Apa komitmen Mandiri menekan bunga kredit?

Sejak Maret 2009-Maret 2010, bunga kredit dasar Bank Mandiri sudah turun dari 10,5 persen menjadi 8,9 persen. Jadi, sebenarnya bunga kredit sudah single digit. Dibandingkan bank lain, marjin bunga bersih Bank Mandiri relatif lebih rendah.

Efisiensi bisa dorong kredit, apa yang dibuat Mandiri?

Memang tidak mudah mengingat biaya operasional bank di Indonesia sangat besar. Bank Mandiri sendiri harus menjaga dan memelihara ratusan kantor cabang dan jaringan elektronik yang ada di berbagai pulau, yang membutuhkan ongkos besar. Sejauh ini, tingkat efisiensi Mandiri relatif lebih baik dibandingkan dengan bank-bank lain yang setara.

Taktik menolak tekanan dan intervensi pihak lain?

Pemangku kepentingan Bank Mandiri memang banyak sekali sehingga banyak pula yang merasa ikut memiliki Mandiri. Namun, kita sudah buktikan, selama 2005-2010, Mandiri bisa tumbuh baik jika tidak dipengaruhi kepentingan yang tak sesuai GCG. Kami selalu katakan, jika Mandiri tumbuh baik, pemangku kepentingan jualah yang akan menikmati hasilnya. Kami juga harus mengakomodasi pemegang saham minoritas. Sejauh ini mereka bisa mengerti.
Diposkan oleh JAMBI EKSPRES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar