Sabtu, 18 September 2010

Riset Unggulan Kedelai Mutiara Siap Ditanam

News publik :
R
Inilah biji kedelai mutiara 1 yang diperkenalkan PPTN Batan (31/08/2010). Kedelai vaerietas baru ini merupakan kedelai unggulan terbaru temuan Batan.


Impian untuk menuju kemandirian dalam pemenuhan kedelai nasional akan terwujud sebentar lagi. Pusat Pengembangan Tenaga Nuklir Batan atau PPTN Batan memperkenalkan varietas kedelai terbaru, yaitu kedelai Mutiara 1, di kawasan PPTN Batan, Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2010).

Kedelai Mutiara 1 telah diuji coba di 16 daerah berbeda dan pada dua cuaca yang berbeda. Selain itu, kedelai ini juga telah dicoba untuk dijadikan tempe dan tahu. "Untuk tahu satu kilo kedelai bisa menjadi tiga kilo tahu," ujar Zaenal Abidin, Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Radiasi Batan.

Keistimewaan kedelai Mutiara ini ada pada biji yang superbesar. "Beratnya sekitar 23,4 gram per 100 biji," papar Harry Is Mulyana, peneliti kedelai Mutiara 1.

Potensi rata-rata kedelai ini mencapai 4,2 ton per hektar. Varietas baru ini juga tahan terhadap penyakit karat daun dan hama penggerek pucuk. Biji kedelai Mutiara 1 ini dikembangkan dengan teknik iradiasi sinar gamma dengan kekuatan 150 gray dalam keadaan kering.

"Kadar air paling banyak 10 persen supaya bisa disinari," ucap Harry. Lama iradiasi kedelai sekitar 15 menit. "Iradiasi ini berguna memecah inti sel untuk mendapatkan variasi keragaman genetik," papar Harry.

Walaupun menggunakan teknik iradiasi, masyarakat tidak perlu khawatir akan terkena efek zat radioaktif karena bibit yang diradiasi adalah bibit induk. "Yang kita makan itu sudah turunan ke-4 dan ke-5, sedangkan yang masih ada efek radiasinya itu hanya sampai turunan ke-2," ucap Zaenal.

Kedelai Mutiara merupakan varietas keenam hasil pengembangan PPTN Batan. Varietas sebelumnya adalah kedelai Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, dan Mitani. Varietas pertama telah dikembangkan sejak tahun 1987.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar