Orang Mapan Indonesia Peringkat Tiga di Asia
Jumlah orang mapan Indonesia mengalahkan Korea, Taiwan, Malaysia, Hong Kong dan Singapura.
Senin, 7 Maret 2011, 12:47 WIB
Indonesia menempati urutan ketiga dengan jumlah penduduk mapan terbanyak di Asia yaitu mencapai empat juta orang. Jumlah orang mapan di Asia saat ini sebanyak 42 juta pada 2009 dan akan meningkat menjadi 86 juta pada 2013.
Orang mapan ini mempunyai beberapa syarat, yaitu penghasilan Rp240 juta ke atas setiap bulan atau mempunyai investasi Rp150 juta per bulan.
Dalam riset Standard Chartered Bank, jumlah orang mapan di Asia ini berada di bawah kalangan atas dan super kaya (high net worth). Untuk kalangan atas jumlahnya 18 juta pada 2009 yang diperkirakan meningkat 18 persen menjadi 35 juta orang.
Sementara itu, untuk level tertinggi atau super kaya jumlahnya mencapai satu juta dan diperkirakan meningkat menjadi dua juta pada 2013. Jumlah populasi kalangan itu meningkat 2,5 kali lipat dibanding kalangan atas. Sedangkan satu dari empat nasabah kalangan mapan akan meningkat menjadi kalangan atas pada tiga tahun mendatang.
Dari sisi belanja, kalangan mapan itu melakukan 37 kali pembelanjaan lebih besar selama 10 tahun dari 2000 hingga 2010. Nilainya bisa mencapai US$800 juta pada 2000 dan meningkat menjadi US$30,2 miliar pada 2010.
Kalangan mapan itu tumbuh 20 persen per tahun. Jumlah penduduk kaum mapan di Indonesia sebanyak empat juta itu hanya dua persen dari total populasi. Jika dibandingkan dengan Singapura, kalangan mapan mencapai 20 persen dari populasi penduduk.
Sementara itu, jika dibanding negara Asia (kecuali Jepang), saat ini kaum mapan di Indonesia baru mencakup sembilan persen kalangan mapan di Asia.
Urutan pertama jumlah kaum mapan terbanyak ditempati China yaitu sebanyak 23,3 juta orang, dan urutan kedua, India, yang memiliki 5,2 juta orang mapan.
Meski demikian, jumlah orang mapan Indonesia mengalahkan Korea, Taiwan, Malaysia, Hong Kong, dan Singapura. Meski jumlahnya lebih kecil dibanding negara lain, jumlah orang mapan di Singapura mencakup 20 persen dari total populasi penduduk. Berikut urutannya:
Urutan Negara Jumlah Orang Kaya
1 China 23,3 juta jiwa
2 India 5,2 juta jiwa
3 Indonesia 4 juta jiwa
4 Korea 3,2 juta jiwa
5 Taiwan 1,8 juta jiwa
6 Malaysia 1,6 juta jiwa
7 Hong Kong 1,2 juta jiwa
8 Singapura 700 ribu jiwa
Jumlah Orang Kaya Melonjak, RI Makin Makmur?
Pertumbuhan ekonomi tidak boleh terkonsentrasi pada kalangan tertentu.
Selasa, 8 Maret 2011, 00:27 WIB
Jumlah penduduk yang tergolong memiliki kehidupan mapan di Indonesia ternyata mengejutkan. Riset Standard Chartered Bank menyebutkan, jumlah orang mapan atau berpenghasilan Rp240 juta-500 juta per bulan mencapai 4 juta orang.
Jumlah itu menempati urutan ketiga negara di Asia (kecuali Jepang) setelah China dan India. Jumlah penduduk mapan China mencapai 23,3 juta orang, sedangkan India sebanyak 5,2 juta orang.
Jika dibandingkan dengan negara Asia, jumlah penduduk mapan Indonesia merupakan 9 persen dari populasi penduduk kaya Asia. Jumlah orang mapan Indonesia mengalahkan Korea (3,2 juta jiwa), Taiwan (1,8 juta jiwa), Malaysia (1,6 juta jiwa), Hong Kong (1,2 juta jiwa) dan Singapura (700 ribu jiwa).
Total jumlah penduduk mapan di Asia mencapai 42 juta orang pada 2009 dan diperkirakan meningkat menjadi 86 juta pada 2013. Sedangkan yang masuk golongan lebih makmur atau kalangan atas jumlahnya lebih sedikit, hanya 18 juta orang. Jumlah itu diramalkan kan melonjak 18 persen menjadi 35 juta orang pada 2013. Sementara itu, untuk level tertinggi atau super kaya jumlahnya mencapai satu juta dan diperkirakan meningkat menjadi dua juta pada 2013.
Rusdi Kirana
Jumlah populasi kalangan mapan di Asia meningkat 2,5 kali lipat dibanding kalangan atas. Sedangkan satu dari empat kalangan mapan akan meningkat menjadi kalangan atas pada tiga tahun mendatang. Orang mapan ini mempunyai beberapa syarat, yaitu penghasilan Rp240 juta ke atas setiap bulan atau melakukan investasi Rp150 juta per bulan.
Riset menunjukkan bahwa kalangan mapan di Asia meningkat sekitar 20 persen selama beberapa tahun belakangan. Mereka terdiri dari usia 25-40 tahun, atau didominasi kaum muda, profesional, eksekutif dinamis dan pasangan keluarga muda.
Dari sisi belanja, kalangan mapan itu menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2000 jumlah yang mereka belanjakan hanya US$800 jut. Sepuluh tahun kemudian uang yang merka belanjakan melonjak menjadi US$30,2 miliar.
Pertumbuhan Spektakuler
Tak hanya riset Standard Chartered Bank, riset Credit Suisse Research Institute dalam laporan "Credit Suisse Global Wealth Report 2010' dan riset Merril Lynch Wealth Management, Bank of America dan Capgemini dalam laporan "Asia Pacific Wealth Report 2010" juga menyebutkan banyaknya miliarder Indonesia.
Selain kekayaan secara rata-rata, kedua riset itu lebih menyoroti mereka yang masuk dalam kategori high net worth. Ini adalah istilah yang kerap mereka gunakan untuk menyebutkan seseorang yang memiliki harta atau kekayaan minimal US$1 juta atau Rp9 miliar.
Menurut Credit Suisse, di Indonesia jumlah pemilik kekayaan bersih di atas Rp9 miliar diperkirakan mencapai 60 ribu orang dewasa. Sebagian besar (80 persen) kekayaan orang Indonesia tersebut diinvestasikan dalam instrumen non finansial, seperti properti baik bangunan dan tanah.
Bukan hanya untuk kelompok miliarder, secara keseluruhan, Credit Suisse mencatat rata-rata kekayaan orang Indonesia meningkat lima kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. "Ini adalah pertumbuhan spektakuler di dunia," kata Walter Berchtold, CEO Private Banking Credit Suisse dalam laporannya.
Di Indonesia, secara rata-rata, kekayaan bersih 150 juta warga dewasa rata-rata lebih dari US$2.300 pada tahun 2000. Sekarang, sudah melonjak menjadi US$12.000. Salah satu sumber kenaikan kekayaan warganya adalah dari kenaikan harga properti dalam satu dekade ini.
Sedangkan, menurut Merrill Lynch dan Capgemini jumlah miliarder Indonesia sebanyak 24 ribu orang yang memiliki kekayaan bersih di atas Rp9 miliar dengan total harta US$80 miliar.
Banyaknya orang mapan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan pendapatan penduduk. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia US$3000 atau Rp27 juta per tahun. Pemerintah menargetkan pendapatan per kapita pada 2025 menembus US$12.900-16.100 pert ahun atau sekitar Rp116-145 juta per tahun.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, kenaikan itu disebabkanoleh pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan meningkatkan Produk Domestik Brutto. "Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk," ujarnya.
Jika momentum pertumbuhan terus dijaga, kata Rusman, pertumbuhan akan bisa mencapai tujuh persen atau lebih. Makin bergairahnya perekonomian nasional akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita.
Ekonom Dradjad Hari Wibowo menilai ada sejumlah penyebab mengapa kelompok kelas menengah ini mengalami pertumbuhan pesat. Dradjad mengistilahkan mereka sebagai kelompok orang kaya baru Indonesia.
Pertama, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang semakin membaik. Belakangan ini, semakin banyak penduduk yang mengenyam akses pendidikan sejak diberlakukannya wajib belajar dulu. "Makin banyak sarjana dan pasca sarjana."
Kedua, reformasi ekonomi dan politik telah menciptakan banyak orang kaya baru terutama dari perkebunan, pertambangan khususnya batu bara dan sebagian kehutanan. Kalau sebelumnya akses terhadap kekayaan sumber alam hanya dikuasai kelompok terbatas, sekarang lebih meluas ke elit-elit politik, daerah, ormas.
Ketiga, imbas dari booming sektor keuangan, teknologi informasi dan industri kreatif menciptakan orang kaya baru dari kelompok muda. Kelompok ini perlu diperbesar. Booming ini bukan hanya terjadi di sektor industri. Namun, sektor pertanian juga berkembang lebih pesat. Ini merupakan resep yang ampuh untuk mengentaskan penduduk miskin.
Kaum Miskin Masih Besar
Meningkatnya kaum mapan itu apakah berarti penduduk miskin di Indonesia berkurang?
Mengenai hal itu, Chief Economist Danareksa Research, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan, "Meski angka kemiskinan menurun, namun jumlahnya masih besar."
.
Data menunjukkan, prosentase angka kemiskinan hanya turun 0,9 poin dari dari 14,2 persen pada 2009 menjadi 13,3 persen pada 2010. Bila dilihat jumlah, penduduk miskin Indonesia turun dari 32 juta jiwa menjadi 31,02 juta pada 2010.
Perhitungan Purbaya, untuk mengurangi angka kemiskinan secara berkesinambungan, pemerintah harus berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi 6,7 persen atau lebih baik bisa mencapai 7 persen. Pertumbuhan ekonomi ini, kata dia, tidak boleh terkonsentrasi pada kalangan tertentu, seperti kelas menengah ke atas.
Ia mencontohkan Mesir mempunyai pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu 7 persen pada 2006-2008, dan melambat menjadi 5 persen pada 2009. Namun angka kemiskinan tidak turun secara merata. Akibatnya timbul keresahan sosial karena ketimpangan tersebut.
Mereka yang Kaya di Bisnis Penerbangan
Mereka mengelola bisnis penerbangan berbiaya murah dan pesawat eksekutif.
Salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah, PT Mandala
Airlines, mulai Kamis, 13 Januari 2011 akhirnya memutuskan berhenti operasi
sementara. Kesulitan keuangan dan masalah internal perusahaan menjadi alasan manajemen menghentikan operasi selama 45 hari.
Menurut Direktur Utama Mandala Airlines, Diono Nurjadin, pengumuman penghentian sementara ini sesuai dengan masa waktu pengajuan penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Mandala tidak mampu memenuhi kewajiban utang alias gagal bayar (default) terhadap pemilik pesawat (lessor).
"Kami akan merestrukturisasi perusahaan," ujar Diono dalam jumpa pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu 12 Januari 2011.
Kepala Komunikasi Korporat Mandala Airlines, Nurmaria Sarosa, menambahkan, melalui restrukturisasi, perusahaan berharap dapat memiliki positioning dan pembangunan merek yang jelas, sehingga akan membantu memperkokoh sistem operasional perusahaan.
Proses restrukturisasi serupa dialami maskapai Mexicana Airlines di Meksiko. Pada Agustus 2010, maskapai penerbangan ini mengajukan permohonan perlindungan pailit agar bisa merestrukturisasi perusahaan. Beban utang perusahaan penerbangan berusia 89 tahun ini mencapai US$800 juta akibat resesi ekonomi Meksiko.
Untuk bisa beroperasi kembali, perusahaan juga memangkas jumlah karyawan dan memotong gaji.
Selain kisah limbungnya sejumlah maskapai penerbangan karena terlilit beban utang dan masalah internal lainnya, tidak sedikit cerita sukses di bisnis yang tidak murah ini.
Kusnan dan Rusdi Kirana
Dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes, terdapat miliarder yang justru mampu meraup untung besar di bisnis ini. Salah satunya adalah kakak beradik pendiri maskapai penerbangan Lion Air, Kusnan dan Rusdi Kirana.
Rusdi Kirana
Total kekayaan mereka mencapai US$580 juta atau sekitar Rp5,22 triliun. Kusnan yang berusia 51 tahun dan Rusdi (47) menempati peringkat ke-34 orang terkaya di Indonesia.
Sejak sepuluh tahun lalu, kedua kakak beradik ini mengumpulkan tabungan mereka untuk mendirikan maskapai dengan harga tiket terjangkau (low cost
carrier).
Kini, lewat kerja kerasnya, Lion Air berkembang pesat menjadi maskapai penerbangan terbesar kedua di Indonesia dengan pertumbuhan cukup cepat. Bahkan, maskapai itu berniat untuk menjadi salah satu maskapai terbesar di
kawasan Asia Tenggara.
Lion Air pun berencana menambah 16 armada pesawat dari saat ini sebanyak 57 unit. Bahkan, menurut Forbes, Lion Air akan membangun hanggar perawatan pesawat dengan nilai investasi US$40 juta.
Maskapai penerbangan itu mulai mengangkasa pada 2000 dengan sebuah pesawat. Selama sekitar sepuluh tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan-tujuan penerbangan lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam dengan armada Boeing 737-900ER terbaru.
Nishita Shah Federbush
Di mancanagera, kisah sukses di bisnis penerbangan juga dialami Nishita Shah Federbush. Seorang pilot dan direktur maskapai yang mengoperasikan pesawat eksekutif Mjets berusia 30 tahun ini juga masuk 40 orang terkaya di Thailand versi majalah Forbes.
Nishita Shah, pemilik Precious Shipping mengenakan seragam pilot
Perusahaan penerbangan ini didirikan oleh Minor Group milik William Heinicke bersama Kirit dan Nishita Shah.
Perempuan asal Gujarat yang bermigrasi ke Thailand ini berada di peringkat ke-24 dengan total kekayaan US$340 juta atau sekitar Rp3 triliun. Kekayaannya yang dihitung berdasarkan harga saham pada 20 Agustus 2010.
Namun, kekayaan Nishita tidak hanya diperolehnya dari bisnis penerbangan. Dia juga memimpin sebuah kerajaan bisnis di Bangkok.
Sejak 2002, Nishita menjabat direktur di bisnis keluarga, yakni Precious Shipping Public Company Ltd, sebuah perusahaan perkapalan yang didirikan ayahnya, Kirit Shah.
Super Kaya dari Bisnis Properti dan Keramik
Dia adalah pemilik Hotel Mulia, Eka Tjandranegara. Total kekayaannya Rp4,72 triliun.
Majalah Forbes belum lama ini kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada 2010. Nilai kekayaan 40 orang super kaya itu mencapai US$71 miliar atau sekitar Rp640 triliun.
Jumlah tersebut meningkat pesat dibandingkan 2009 yang tercatat US$42 miliar atau hampir Rp380 triliun.
Pada urutan pertama, pemilik grup Djarum, Budi dan Michael Hartono, tercatat sebagai orang paling kaya di Indonesia. Total kekayaannya senilai US$11 miliar atau hampir Rp100 triliun.
Sementara itu, tujuh pendatang baru memupuk kekayaan lebih dari US$8 miliar atau sekitar Rp72 triliun.
Dari daftar 40 orang terkaya tersebut, terdapat pemilik Hotel Mulia, Eka Tjandranegara. Total kekayaan Tjandranegara mencapai US$525 juta atau sekitar Rp4,72 triliun.
Pria berusia 64 tahun yang menekuni bisnis real estat itu menempati peringkat ke-38 orang terkaya di Indonesia.
Berawal dari menjual bahan bangunan dengan tiga saudara kandungnya, Tjandranegara telah merintis bisnis Grup Mulia selama 40 tahun. Usaha mereka meliputi real estat, keramik, logam, hingga kaca.
Namun, Tjandranegara termasuk salah satu orang terkaya yang selama ini jarang terlihat di depan umum.
Selain memiliki Hotel Mulia di kawasan Senayan Jakarta, salah satu perusahaannya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Januari 1994 adalah PT Mulia Industrindo Tbk.
Perusahaan ini didirikan pada 5 November 1986 dan memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Muliaglass dan PT Muliakeramik Indahraya. Sementara itu, dua perusahaan sebagai kendaraan keuangannya adalah Muliaglass Finance Limited dan Muliakeramik Finance Limited.
Muliaglass menghasilkan float kaca, wadah kaca, glass block, dan kaca pengaman. Produk float kaca diekspor ke lebih dari 50 negara dengan volume ekspor mencapai 65 persen dari produksi perusahaan pada 2000. Glass block dan produk kaca pengaman juga dipasarkan di luar negeri.
Sebaliknya, kaca produk kontainer sebagian besar dijual di pasar domestik untuk barang konsumen dan industri farmasi.
Anak perusahaan lainnya, Muliakeramik Indahraya menghasilkan ubin lantai dan dinding keramik. Total kapasitas produksi sekitar 160.000 meter persegi per hari.
Perusahaan mengklaim sebagai salah satu pemain paling efisien untuk pasar ubin domestik.
Li Ka Shing, Orang Terkaya di Hong Kong
Ia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga sejak usia 12 tahun.
Majalah Forbes merilis daftar orang kaya di Hong Kong. Total kekayaan 40 orang terkaya Hong Kong sebesar US$163 miliar atau naik dari sebelumnya US$135 miliar.
Namun, total kekayaan orang-orang super kaya di Hong Kong itu masih lebih rendah dibanding puncaknya yang pernah di level US$178 miliar pada 2008 sebelum krisis finansial global.
Urutan pertama, Li Ka Shing merupakan orang terkaya di Hong Kong dan China daratan dengan kekayaan US$24 miliar. Siapakah dia?
Menurut woopidoo.com, usahanya dimulai dari industri plastik dan mainan pada tahun 50-an dan berpindah-pindah dari satu daerah ke lainnya selama bertahun-tahun. Bisnisnya mencakup telekomunikasi, perkapalan, jasa keuangan, dan real estate.
Ia lahir pada 13 Juni 1928, di kota pesisir timur Chiu Chow, China. Setelah keluarganya melarikan diri di zaman perang, ayah Li meninggal dunia. Kondisi itu memaksa Li menjadi tulang punggung keluarga saat usia 12 tahun.
Li Ka Shing meninggalkan sekolah untuk bekerja di pabrik plastik guna mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia juga sering bekerja 16 jam per hari.
Kerja keras Li Ka Shing terbayar ketika ia memulai bisnis industri plastik sendiri, perusahaan manufaktur yang diberi nama "Cheung Kong Industries".
Perusahaan ini tumbuh pesat, berkembang menjadi real estate, dan akhirnya terdaftar di Hong Kong Stock Exchange pada 1972. Cheung Kong (perusahaan Holding) terus tumbuh melalui akuisisi perusahaan besar seperti "Hutchison Whampoa Limited" dan "Hongkong Electric Holdings Limited".
Perusahaan induknya tersebar lebih dari 40 negara di bidang penyediaan listrik, real estate, ritel, pengiriman terminal peti kemas, dan investasi besar. Nilai bisnis Li jika dihitung menguasai 10 persen Hong Kong Stock Exchange.
Li Ka Shing memiliki dua anak yaitu Richard dan Victor. Keduanya memiliki peran penting dalam kepentingan bisnis ayahnya. Victor menjadi managing director dan deputy chairman dari Cheung Kong dan deputy chairman of Hutchison Whampoa. Sementara itu, anak bungsunya, Richard merupakan chairman perusahaan teknologi informasi "PCCW".
Menjadi miliarder juga memungkinkan Li untuk menjadi filantropis, dengan membentuk "Li Ka Shing Foundation" pada 1980 guna menciptakan budaya memberi. Menurut Forbes, Li telah memberikan hartanya US$1,56 miliar untuk pendidikan, dan perawatan kesehatan.
Baru-baru ini, Li Cheung Kong Infrastructure mengakuisisi Electricite de France's UK senilai US$9 miliar, menambah kepemilikannya di Cheung Kong, Hutchison Wampoa, dan perusahaan minyak dari Kanada, Husky Energy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar